Upaya pembuktian keberadaan Nessie
Berita itu sepertinya hanya memacu upaya untuk membuktikan keberadaan monster misterius penghuni Loch Ness.
Pada tahun 1934 dokter Inggris Robert Kenneth Wilson memotret makhluk yang diduga tersebut. Gambar ikonik — yang dikenal sebagai "foto ahli bedah" —tampaknya menunjukkan kepala dan leher kecil monster itu.
The Daily Mail mencetak foto tersebut, memicu sensasi internasional. Banyak yang berspekulasi bahwa makhluk itu adalah plesiosaurus, reptil laut yang punah sekitar 65,5 juta tahun lalu.
Baca Juga: Misteri Monster Loch Ness: Reptil Prasejarah atau Penis Paus?
Baca Juga: Deretan Makhluk Mitologi Yunani Paling Aneh, Ada Anjing Berkepala Tiga
Baca Juga: Selidik Mosasaurus, Monster Laut yang Berenang dengan Gaya Dada
Baca Juga: Monster Gargoyle di Atas Katedral Notre Dame, Mengawasi Kota Paris
Area Loch Ness pun menarik banyak pemburu monster. Selama bertahun-tahun, beberapa eksplorasi sonar (terutama pada tahun 1987 dan 2003) dilakukan untuk menemukan makhluk tersebut. “Namun tidak ada yang berhasil,” ujar Tikkanen.
Banyak foto yang diduga menunjukkan makhluk itu, tetapi sebagian besar didiskreditkan sebagai palsu atau menggambarkan binatang atau benda lain. Misalnya, pada tahun 1994 terungkap bahwa foto Wilson adalah tipuan yang dipelopori oleh Wetherell yang membalas dendam. Monster itu sebenarnya adalah kepala plastik dan kayu yang menempel pada kapal selam mainan.
Pada tahun 2018 para peneliti melakukan survei DNA Loch Ness untuk menentukan organisme apa yang hidup di perairan tersebut. Tidak ada tanda-tanda plesiosaurus atau hewan besar lainnya yang ditemukan. Namun hasilnya menunjukkan adanya banyak belut. Temuan ini membuka kemungkinan bahwa monster itu adalah belut yang sangat besar. Meskipun kurangnya bukti konklusif, monster Loch Ness tetap populer dan menguntungkan bagi daerah tersebut. Pada awal abad ke-21 diperkirakan menyumbang hampir $80 juta per tahun untuk perekonomian Skotlandia.
Source | : | britanicca.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR