Nationalgeographic.co.id—George Hull pada tahun 1867, membuat sebuah ledakan besar sepanjang sejarah. Ia merupakan seorang pembuat cerutu dan seorang ateis yang gigih dan skeptis.
Selama perjalanan bisnis ke Iowa, dia termangu dalam renungan. Dalam pikirannya berkecamuk perdebatan teologis dari bacaannya tentang Alkitab. Hull mengeklaim bahwa dia terperangah oleh pembacaan Alkitab tentang misteri yang ada di bumi.
Menurutnya dalam Kitab Kejadian, ia menemukan dalil yang menyatakan: "ada raksasa di bumi pada masa itu."
Entah apa yang merasukinya, Hull yang malam itu tak bisa tidur, berpikiran untuk membuat sebuah rencana besar sebagaimana yang sudah dituliskan dalam Kitab Kejadian. Ia berencana membuat batu raksasa dan berpura-pura menjadi manusia batu!
Apabila rencana itu dilakukan dengan benar, tentunya ia bisa menghasilkan banyak uang dari proyek besar itu. Maka, selama dua tahun berikutnya, Hull menghabiskan hampir $3.000 untuk membuat raksasa palsunya.
Dia mulai dengan melakukan perjalanan ke Fort Dodge, Iowa, tempat dia mengamankan balok gipsum seberat 5 ton dengan mengeklaim "itu akan digunakan untuk patung mendiang Abraham Lincoln," tulis Evan Andrews kepada History.
Ia menulis dalam sebuah artikel berjudul "The Cardiff Giant Fools the Nation, 145 Years Ago" yang diterbitkan pada 22 Agustus 2018.
Hull kemudian mulai berpose sebagai modelnya, sepasang pematung dari Chicago menghabiskan akhir musim panas di tahun 1868 membuat gipsum untuk membuat artefak arkeologi buatan menjadi kenyataan.
Patung itu berbentuk seorang pria telanjang sedang berbaring telentang dengan tangan kanan memegangi perutnya, satu kaki menyilang di atas kaki yang lain dan wajah dengan setengah senyum misterius.
Para pekerja menyiram bagian luarnya dengan asam sulfat untuk memberikan tampilan kuno dan efek telah terkikis. Hull bahkan menghabiskan waktunya untuk menusuk-nusukkan jarum kecil ke tubuh artefak palsu itu untuk meniru pori-pori kulit.
Setelah semuanya selesai, Hull membutuhkan tempat untuk menguburkan raksasanya, hingga dia akhirnya memutuskan untuk menetap di Cardiff, sebuah kota lembah kecil di New York, yang juga merupakan rumah dari kerabat jauhnya.
Kerabat jauhnya itu merupakan seorang petani bernama William "Stub" Newell. Setelah menghubungi Newell, ia sepakat untuk merahasiakannya, sampai Hull mengirim raksasa itu ke kediaman Newell dalam kotak bersegel besi.
Pada suatu malam yang dingin di bulan November 1868, orang-orang mengubur raksasa itu di dekat lumbung Newell, menjepitnya di bawah akar untuk menciptakan ilusi bahwa ia telah berada di bawah tanah selama berabad-abad. Setelahnya, Hull kembali menekuni bisnis cerutunya.
Setahun berlalu, Hull kembali menghubungi Newell untuk melaksanakan kesepakatannya. Hull meminta Newell untuk mengeluarkan raksasa itu, seakan-akan Newell benar-benar menemukan artefak prasejarah yang luar biasa.
Pada 16 Oktober 1869, Newell menjalankan rencananya dengan menyewa sepasang pekerja yang tidak menaruh curiga untuk menggali sumur di dekat lumbungnya. Para pekerja tidak perlu waktu lama sebelum sekop mereka membentur sebuah kaki batu raksasa.
Dalam hitungan menit, para pekerja yang tercengang telah menggali tubuh seorang pria raksasa yang terlentang. "Saya nyatakan," kata salah satu pria itu. "Beberapa orang Indian tua telah dimakamkan di sini!"
Tidak butuh waktu lama juga untuk berita penemuan itu menyebar ke seluruh Cardiff. Seluruh pria yang disibukkan pekerjaannya, para wanita menggendong bayi mereka, dan anak-anak dalam jumlah banyak, semua bergegas ke tempat di mana raksasa itu muncul dari dalam tanah.
Baca Juga: P.T. Barnum The Greatest Showman dan Kebohongan Terbesar dalam Sejarah
Baca Juga: Arkeolog Palsu di Jepang Buat Kebohongan Terbesar Sepanjang Sejarah
Baca Juga: Remaja Tidak Bisa Membedakan Berita Kesehatan yang Benar dan Hoaks
Selama beberapa waktu, semua orang meyakini bahwa raksasa itu ialah manusia purba. "Cardiff terkenal dengan endapan fosilnya," imbuh Evan. Inilah yang membuat orang-orang percaya akan keajaiban manusia raksasa sebagaimana ditulis dalam Alkitab.
Ketika kerumunan terus bertambah, Newell menutupi raksasa itu dengan tenda putih dan mulai mengenakan biaya 50 sen sebagai tiket masuknya. Sekitar 2.500 orang datang selama minggu pertama pameran saja.
Setelah diskusi singkatnya dengan Hull, para konspirator setuju bahwa sudah waktunya untuk mengomersilkan. Ketika sebuah sindikat pengusaha menawarkan $30.000 untuk tiga perempat saham, Newell menjualnya.
Di antara ramainya pemberitaan, muncul sejumlah kesaksian tentang seseorang yang membawa peti raksasa untuk menguburkan sebuah benda berukuran raksasa di tempat di mana raksasa prasejarah itu ditemukan.
Beberapa jurnalis dan wartawan juga mengetahui bahwa Newell telah mentransfer sejumlah besar uang tunai ke Hull setelah menjual raksasa itu. Namun, setelah pameran raksasa itu menjadi hit, mulai muncul replika yang sangat mirip dengan raksasa itu.
Replika itu disebut dengan nama "Patung Banrum" yang kemudian membuat sejumlah orang mulai menyadari kebohongan penemuan raksasa itu. Sampai pada awal tahun 1870, raksasa Cardiff telah berubah dari daya tarik menjadi salah satu obyek cemoohan.
Tipu muslihat itu akhirnya diketahui pada Februari 1870, ketika surat kabar memberitakan pengakuan dari para pematung Chicago yang pertama kali memahat raksasa Cardiff yang kontroversi itu.
Selanjutnya, Hull menjadi cemoohan setelah ketahuan membohongi publik kedua kalinya pada tahun 1877, di mana ia membuat patung raksasa setinggi 7 kaki dengan ekor dan menguburnya di Colorado.
George Hull wafat pada 1902 dalam keadaan terhina dan cemooh publik sebagai penipu terbesar sepanjang sejarah. Meski begitu, dia pernah mengaku "bangga" pernah membohongi publik dengan raksasa Cardiffnya.
Source | : | History |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR