“Lagerstätte ini, terkenal dengan pelestariannya yang luar biasa dan kekayaan taksonominya, termasuk invertebrata, ikan, reptil laut, dan tanaman yang melimpah, awalnya ditemukan di Luoping, dan kemudian penelitian lapangan memperluas distribusinya ke Luxi terdekat, Yunnan timur.”
Honghesaurus longicaudal memiliki belalai yang panjang dan ekor yang sangat panjang. Spesies ini adalah pachypleurosaurus berekor panjang pertama dengan total 121 ruas tulang belakang.
“Dalam morfologi umum, fitur yang paling mencolok dari Honghesaurus longicaudal adalah ekornya yang sangat panjang, yang berukuran 117% dari panjang precaudal,” kata para ilmuwan.
Baca Juga: Jutaan Tahun Lalu Burung Predator Raksasa Pernah Meneror Bumi
Baca Juga: Fosil Berusia 500 Juta Tahun Singkap Teka-teki Evolusi di Dunia Hewan
Baca Juga: Selidik 1.000 Kulit Telur Dinosaurus di Cekungan Sanyang, Tiongkok
“Seluruh kolom tulang belakang terdiri dari 121 tulang belakang, mendokumentasikan jumlah terbesar yang diketahui dalam kelompok ini. Moncongnya lebih runcing ke depan daripada kebanyakan pachypleurosaurus lainnya."
Menurut menjelaskan, Honghesaurus longicaudal akan mengandalkan terutama pada undulasi lateral batang dan ekor untuk penggerak air.
Menurut mereka, Honghesaurus longicaudal mengisi kesenjangan morfologis antara dua pachypleurosaurus yang sebelumnya dikenal: Qianxisaurus dari Biota Xingyi dan Wumengosaurus dari Biota Panxian.
“Penemuan Honghesaurus longicaudal memberikan tambahan informasi untuk pemahaman kita tentang keanekaragaman morfologi, adaptasi ekologis, dan pergerakan pachypleurosaurus di air,” kata mereka.
Studi filogenetik, katanya, menyatukan Honghesaurus, Qianxisaurus, dan Wumengosaurus sebagai klad monofiletik di atas klad Pachypleurosaurid Eropa dan memberikan wawasan baru tentang keterkaitan kelompok ini.
“Skenario filogeni Pachypleurosaurian kami dikombinasikan dengan data stratigrafi menyiratkan bahwa Samudra Tethys adalah koridor barat-timur untuk penyebaran pachypleurosaurid dari Eropa ke Tiongkok Selatan," kata mereka.
Source | : | Scientific Reports,Sci-News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR