Nationalgeographic.co.id—Achilles adalah seorang pejuang, tapi dia juga seorang dewa. Achilles memiliki reputasi yang sangat besar dalam mitologi Yunani karena kekuatannya. Di mana pun tubuhnya dipukul, seolah tak merasakan sakit, kecuali tumitnya yang akhirnya menjadi alasan kehancurannya.
Dikutip Theoi, sebelum menjadi prajurit Yunani terkuat, rupanya Achilles memiliki kisah masa kecil yang cukup menarik. Pasalnya, Achilles menyamar menjadi wanita. Penasaran bagaimana kisahnya? Simak selengkapnya.
Masa Kecil Achilles
Orang tua Achilles adalah Peleus dan Thetis. Peleus adalah cucu Dewa Petir, Zeus. Achilles mewarisi kekuatan seperti dewa Zeus, serta kekuatan dari ibunya, Thetis, yang merupakan bidadari laut dan cucu dari Gaia.
Gen yang diterima Achilles saat lahir adalah bagian besar dari alasan mengapa ia menjadi salah satu pejuang Perang Troya yang terkuat dan hampir tak terkalahkan.
Sebelum menjadi prajurit hebat, rupanya Achilles pernah menyamar sebagai perempuan. Ya, Achilles menyamar sebagai seorang gadis untuk beberapa waktu saat dia tumbuh beranjak dewasa. Ketika Achilles masih kecil, seorang peramal meramalkan bahwa dia akan mati pada usia sembilan tahun. Prediksi ini membuat ibu Achilles sedih. Dia menolak untuk membiarkan sang anak kesayangannya mati, sehingga dia mengirim Achilles untuk tinggal bersama keluarga kerajaan Lykomedes di pulau Skyros.
Bagi orang-orang di sekitarnya, Achilles muncul sebagai seorang gadis karena penyamaran yang dikenakan Thetis padanya. Seiring berjalannya waktu, Achilles akhirnya pergi dan bergabung dengan tentara Yunani.
Menurut para dewa, Achilles memang dimaksudkan untuk menjadi seorang pejuang. Tidak peduli apa yang dilakukan Achilles, dia akhirnya akan menjadi seorang pejuang.
Di kemudian hari, putra Achilles, Neoptolemus (juga disebut Pyrrhus), yang adalah seorang pejuang, juga tinggal di pulau Skyros. Ibu Neoptolemus adalah Deidamea, putri Lycomedes.
Bagaimana Achilles Menjadi Tak Terkalahkan
Menurut legenda, Thetis membawa putranya, Achilles, ke air Styx dan mencelupkannya ke sungai. Ketika Thetis melakukan ini, dia memegang Achilles di belakang tumitnya, yang menjadi satu-satunya titik kelemahannya karena tidak menyentuh air penyembuhan. Sisa tubuhnya menjadi tak terkalahkan bagi semua orang yang melawannya. Thetis hanya bermaksud agar Achilles tidak mati, tetapi dia melakukan lebih dari itu.
Styx adalah bidadari yang menjadi sungai utama di Dunia Bawah yang berfungsi sebagai jalan bagi jiwa orang mati. Biasanya, air di sungai Styx beracun bagi siapa saja yang menyentuhnya, tetapi tidak demikian halnya dengan Achilles. Mungkin karena Achilles terlahir sebagai setengah dewa dan keturunan Zeus dan Gaia. Air membuatnya tak terkalahkan.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR