Secara umum, jika kaisar memiliki sejumlah pangeran, aturan ini akan selalu mengamankan pewaris takhta.
Akibat gagal menghasilkan ahli waris
Lantas, bagaimana jika kaisar tidak memiliki keturunan? Banyak orang akan berpikir, kaisar memiliki begitu banyak istri, bagaimana ini bisa terjadi.
Namun tidak ada hal yang tidak mungkin. Tidak memiliki keturunan menjadi risiko yang cukup berbahaya untuk mengancam dinasti dan kekaisaran.
Misalnya Han Timur dan Han Barat runtuh karena kaisar gagal menghasilkan ahli waris laki-laki.
Baca Juga: Alih-Alih Ribuan Harem, Kaisar Tiongkok Ini Hanya Memiliki Satu Istri
Baca Juga: Nestapa Pria Miskin di Tiongkok Kuno, Dikebiri demi Jadi Kasim
Baca Juga: Han Cheng, Kaisar Tingkok Kuno Mati Akibat Overdosis Obat Kuat
Di Barat, Kaisar Cheng dari Han tidak melahirkan anak laki-laki. Maka di akhir hidupnya, dia tidak punya pilihan selain menawarkan takhta kepada keponakannya. Penerusnya itu kemudian dikenal sebagai Kaisar Ai dari Han.
Sebagai cucu dari Kaisar Yuan sebelumnya, ia dianggap sebagai pemuda yang cerdas, pandai bicara, dan cakap. Lagi-lagi, kaisar muda itu tidak memiliki keturunan dan ahli waris.
Di usianya yang ke-24 tahun, ia meninggal. Karena tidak menghasilkan keturunan, momen itu menciptakan kesempatan bagi Wang Mang, seorang pemberontak, untuk merebut takhta.
Situasi di Han Timur lebih buruk lagi. “Ini adalah dinasti yang terkenal memiliki jumlah kaisar anak terbanyak dalam seluruh sejarah Tiongkok,” Smith menjelaskan.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR