Nationalgeographic.co.id—Briseis adalah wanita yang muncul dalam kisah mitologi Yunani selama Perang Troya. Briseis menjadi selir dari pahlawan Achilles. Briseis diceritakan sebagai hadiah perang yang diberikan kepada Achilles.
Secara umum dikatakan bahwa Briseis adalah seorang pendeta di kota Lyrnessus. Lalu, bagaimana kisah cinta antara Briseis dan Achilles?
Briseis Jadi Hadiah Perang Untuk Achilles
Briseis tumbuh menjadi sangat cantik, dengan rambut emas panjang dan mata biru. Briseis menikahi Mynes, Lyrnessus. Sang suami adalah putra Evenus dan Raja Lyrnessus yang merupakan sekutu Troy.
Rumah Briseis, Lyrnessus adalah bagian dari Dardania, dan bergabung di wilayah yang relatif kecil di Troad, yang dikenal sebagai Homer sebagai Cilicia.
Kota Lyrnessus bersekutu dengan Troy selama Perang Troya, dan akibatnya dijarah oleh Achilles. Selama pengambilan Lyrnessus, Achilles membunuh Raja Mynes, serta tiga saudara laki-laki Briseis, dan mengambil Briseis yang cantik sebagai hadiah perang. Achilles berencana menjadikan Briseis sebagai selirnya.
Briseis mengetahui bahwa putrinya telah diambil oleh pahlawan Akhaia, bunuh diri, gantung diri. Briseis telah kehilangan segalanya dengan jatuhnya Lyrnessus.
Meski hadiah perang, Briseis diperlakukan dengan baik oleh Achilles, dan sahabat baiknya Patroclus. Karena Patroclus berjanji kepada Briseis, bahwa Achilles bermaksud menjadikannya lebih dari sekadar selir setelah perang, mengusulkan untuk menjadikannya istrinya.
Perang sepertinya tidak akan berakhir dalam waktu dekat, jadi Briseis tetap menjadi selir Achilles, tetapi dia diperlakukan dengan baik.
Briseis Ingin Dijadikan Selir Agamemnon
Di lain sisi, pada saat yang bersamaan kota Chryses atau Cilician Thebes jatuh ke tangan Agamemnon. Dia juga mengambil harta dan hadiah perang dari kota yang dijarah. Salah satu hadiah perang Agamemnon adalah Chryseis yang cantik, putri pendeta Apollo Chryses.
Chryses berusaha untuk menebus putrinya dari Agamemnon, tetapi ketika Agamemnon menolak, Apollo campur tangan atas nama pendetanya, dan wabah penyakit menyebar ke seluruh kamp Akhaia. Peramal Calchas sekarang menyatakan bahwa Chryseis harus dibebaskan.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR