Berkat kemenangan itu, kaisar dapat mendorong reformasi besar untuk mengatur kembali dan memperkuat kekaisaran yang terkepung. Berkat beberapa upayanya, ia mendapatkan julukan "Agung".
Berdasarkan reformasi Diokletianus, Konstantinus mengorganisasi ulang militer kekaisaran. Di saat yang sama, para garda praetoria berperang melawannya di Italia. Maka ia pun membubarkan mereka. Tentara baru terbukti efisien dalam salah satu penaklukan kekaisaran terakhir, pengambilalihan singkat Dacia.
Untuk membayar pasukannya dan memperkuat ekonomi kekaisaran, Konstantinus Agung memperkuat mata uang kekaisaran. Ia memperkenalkan standar emas baru–solidus–yang mengandung 4,5 gram emas padat. Solidus akan mempertahankan nilainya hingga abad kesebelas.
Konstantinopel, ibu kota kekaisaran baru
Salah satu keputusan paling berpengaruh yang dibuat oleh Konstantinus adalah pendirian Konstantinopel pada 324 Masehi. Itu adalah ibu kota baru dari Kekaisaran Bizantium yang berkembang pesat.
Tidak seperti Roma, Konstantinopel mudah dipertahankan karena lokasi geografisnya yang utama dan pelabuhan yang terlindungi dengan baik. Kota ini juga dekat dengan zona perbatasan yang terancam di Danube dan Timur sehingga memungkinkan respons militer yang lebih cepat.
Terletak di persimpangan Eropa dan Asia dan di ujung Jalur Sutra membuat kota ini dengan cepat menjadi kota metropolis yang kaya dan berkembang. Setelah jatuhnya Romawi Barat, Konstantinopel tetap menjadi ibu kota kekaisaran selama lebih dari seribu tahun.
Kaisar Konstantinus mewariskan Kekaisaran Bizantium kepada ketiga putranya – Konstantius II, Konstantinus II, dan Konstans. Mereka menciptakan dinasti kekaisaran yang kuat.
Lebih penting lagi, Konstantinopel memastikan kelangsungan hidup Kekaisaran Bizantium dan Kekristenan, warisan abadi Konstantinus Agung berabad-abad berikutnya.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR