Nationalgeographic.co.id—Toghon Temür (1320 — 1370) dikenal sebagai Kaisar Huizong dari Kekaisaran Tiongkok. Ia adalah penguasa terlama dan kaisar terakhir dari Dinasti Yuan (1271 — 1368). Sebelum menjadi kaisar Tiongkok, Toghon Temür adalah pangeran yang terbuang.
Setelah duduk di tampuk kepemimpinan, ia menjadi kaisar yang rajin dan ambisius. Toghon Temür berambisi untuk mengembangkan kekaisaran. Sayangnya, ia harus menerima kenyataan jika upaya reformasinya gagal.
Di luar itu, Toghon Temür merupakan insinyur yang luar biasa, penyair handal dan ahli astrologi. Melansir dari China Fetching, segala keputusan politiknya diambil berdasarkan fenomena alam. “Ia juga menjadi kaisar terakhir dari Dinasti Yuan Mongol,” tulis Herbert Franke di laman Britannica.
Dari pangeran yang dibuang menjadi kaisar Tiongkok
Ketika Toghon Temür masih kecil, dia dibuang ke kota Guilin karena sengketa takhta. Selama di pengasingan, sang pangeran muda mempelajari Konfusianisme dan beberapa budaya tradisional Tiongkok lainnya.
Namun kemudian ayah, paman dan saudara laki-lakinya meninggal dunia ketika ia berusia 13 tahun. Ini menciptakan kekosongan takhta Kekaisaran Tiongkok. Sang pangeran terbuang pun disambut kembali ke ibu kota dan diangkat menjadi kaisar.
Saat itu, seorang perdana menteri yang kuat bernama Bayan mengendalikan kekaisaran. Dia mengalahkan musuh politiknya dan membinasakan klan mereka. Di saat yang sama, Bayan mengumpulkan sejumlah besar harta dengan rakus.
Bayan juga membatalkan Ujian Kekaisaran dan mengusir semua orang Han dari pemerintahan Yuan. Ia membuat pembatasan yang ketat terhadap orang-orang Han. Tindakannya itu menyebabkan lebih banyak pemberontakan dan pertempuran sengit di antara berbagai kelompok etis.
Perang tanpa henti dan pajak yang berat menciptakan kekacauan dan bencana bagi warga sipil. Kebijakan rasis dan semua kekacauan itu akhirnya mendorong rakyat untuk memberontak.
Kaisar Toghon Temür dan reformasi ambisiusnya
Dalam beberapa tahun berikutnya, Toghon Temür menemukan sekutu sempurna bernama Tuotuo (1314 — 1356), keponakan Bayan. Setelah perencanaan yang cermat, mereka memanfaatkan peluang bagus dan memulai kudeta untuk melawan Bayan.
Kemudian, Toghon Temür memperoleh kekuasaan terpusat dan mencalonkan Tuotuo sebagai perdana menteri baru. Saat itu, Toghon Temür, Kaisar Huizong dari Dinasti Yuan, baru berusia 20 tahun.
Kaisar muda yang ambisius dan perdana menteri kepercayaannya Tuotuo bekerja dengan rajin dan menerapkan serangkaian reformasi.
Mereka mengembalikan Ujian Kerajaan yang telah dihapuskan, memilih pejabat berbakat, dan menurunkan pajak. Pemerintahan Toghon Temür juga mendorong pertanian, memulihkan beberapa upacara tradisional Tiongkok, dan menekan rasisme.
Hasilnya, Kekaisaran Tiongkok berkembang dalam beberapa tahun pertama reformasi.
Runtuhnya reformasi dan iman kaisar
Namun, masalah kemiskinan dan pejabat yang korup masih ada. Bencana alam yang parah selama bertahun-tahun serta lebih banyak pemberontakan muncul juga membuat kekaisaran kembali jatuh.
Segera, Kaisar Toghon Temür menerbitkan Dekrit Introspeksi, di mana dia menanggung semua kesalahannya sendiri. Ia pun berusaha lebih keras untuk memperbaiki semua kesalahan. Tapi kali ini, dia gagal.
Tuotuo yang cakap diusir oleh musuh politik dan segera dipaksa bunuh diri.
Bencana alam besar selama bertahun-tahun membuat warga sipil hidup dalam kemiskinan yang parah. Di masa itu, wabah penyakit menyebar luas dan para pejabat serakah tidak mampu mengatasi bencana. Seperti sebelumnya, pemberontakan terus bermunculan tiada habisnya.
Kekecewaan Kaisar Toghon Temür
Kali ini, Toghon Temür merasa bahwa tidak ada lagi yang bisa dia lakukan sebagai seorang kaisar. Ia pun menunjuk pejabat baru untuk menjadi perdana menteri.
Setelah itu, Kaisar Toghon Temür menjadi kaisar yang menikmati hidup dengan menghambur-hamburkan harta.
Beberapa dokumen sejarah mencatat bahwa Toghon Temür memiliki lebih dari seratus, bahkan seribu, selir di istana.
Baca Juga: Kaisar Tiongkok Daoguang, Jadi Saksi Invasi Asing dan Awal Era Modern
Baca Juga: Qianlong, Kaisar Tiongkok Paling Beruntung, Tetapi Membawa Kemiskinan
Baca Juga: 2.000 Tahun Berkuasa, Apa Penyebab Jatuhnya Kekaisaran Tiongkok?
Baca Juga: Kehidupan Tragis Puyi, Kaisar Tiongkok Terakhir Sebagai Tawanan Soviet
“Ia menjadi penguasa yang lemah yang lebih suka menghabiskan waktunya menjelajahi kultus Lamaisme. Sang kaisar menghabiskan waktu dengan haremnya alih-alih memerintah kekaisaran,” tambah Franke.
Mundur dipandu oleh astrologi
Kaisar Toghon Temür sangat percaya pada takdir dan astrologi Tiongkok. Ia membuat banyak keputusan politik berdasarkan penafsiran fenomena langit.
Di masa pemerintahannya, Toghon Temür menghadapi banyak pemberontakannya, termasuk yang dipimpin oleh putra mahkotanya.
Alih-alih panik, dia selalu tetap tenang dan teguh. Toghon Temür percaya bahwa ia adalah kaisar yang ditakdirkan dengan hak ilahi.
Pada tahun 1368, pemimpin pemberontak Zhu Yuanzhang maju ke ibu kota di Dadu (Beijing). Toghon-temür mengabaikan seruan yang mendesaknya untuk tetap tinggal dan mempertahankan dinastinya. Sebaliknya dia melarikan diri ke stepa Mongolia Dalam dan meninggal di sana dua tahun kemudian. Kematiannya mengakhiri Dinasti Yuan yang didirikan oleh leluhurnya, Kubilai Khan.
Di luar segala kegagalannya, Toghon Temür adalah seorang insinyur mekanik dan arsitektur yang sangat berbakat. Ia berpartisipasi dalam merancang dan membangun beberapa istana, perahu naga, dan kebocoran istana dengan sangat baik.
Dari merancang dan merancang hingga mengukir, dia adalah master yang luar biasa. Sang kaisar pun menguasai kaligrafi dan seni melukis. Ia mempopulerkan keduanya di kalangan penguasa Dinasti Yuan.
Bukan Perubahan Iklim yang Pengaruhi Gunung Es Terbesar di Antartika, Lalu Apa?
Source | : | China Fetching |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR