Nationalgeographic.co.id—Studi baru para peneliti di Berlin menunjukkan bahwa pemulihan ekologi ekosistem danau air tawar dapat menguntungkan tidak hanya ikan, tetapi juga manusia. Cara ini, menurut mereka dapat menjadi alternatif dalam tindakan konservasi lingkungan.
Seperti diketahui, keanekaragaman hayati menurun dengan cepat beberapa dekade terakhir, termasuk di banyak ekosistem air tawar seperti danau. Banyak tindakan konservasi berfokus pada spesies tunggal.
Para peneliti menilai, perlu adanya pendekatan alternatif, yaitu dengan memperbaiki proses dan habitat ekologis secara komprehensif, sehingga mendukung seluruh komunitas spesies.
Namun apa yang disebut pengelolaan berbasis ekosistem ini jarang diterapkan karena mahal.
Ada juga kekurangan bukti bahwa pengelolaan habitat berbasis ekosistem lebih efektif daripada alternatif yang jelas, seperti melepaskan hewan untuk meningkatkan persediaan.
Sekarang, tim peneliti yang berbasis di Berlin, bekerja sama erat dengan banyak klub pemancing yang diselenggarakan di Asosiasi Pemancing di Lower Saxony, telah mempresentasikan studi terobosan.
Ilmuwan dan praktisi bekerja sama untuk melakukan serangkaian eksperimen seluruh danau dan menilai hasil peningkatan habitat berbasis ekosistem versus stok ikan di 20 danau bekas galian selama enam tahun.
Di beberapa danau, zona air dangkal tambahan dibuat. Di danau lain, bundel kayu kasar ditambahkan untuk meningkatkan keragaman struktural.
Danau penelitian lainnya ditebar dengan lima spesies ikan yang menarik untuk perikanan, danau yang tidak dimanipulasi berfungsi sebagai kontrol. Studi ini didasarkan pada sampel lebih dari 150.000 ikan.
Hasil utamanya adalah bahwa pembuatan zona perairan dangkal adalah metode paling efektif untuk meningkatkan populasi ikan. Zona ini secara ekologis penting bagi banyak spesies ikan, terutama sebagai tempat pemijahan dan area pembibitan ikan muda.
Pengenalan kayu kasar hanya memiliki efek positif di danau-danau tertentu, sedangkan penebaran ikan gagal total.
“Memulihkan proses dan habitat ekologi sentral, pengelolaan berbasis ekosistem, kemungkinan memiliki efek jangka panjang yang lebih kuat untuk membangun kembali spesies dan populasi ikan daripada tindakan konservasi yang berfokus pada spesies,” jelas Johannes Radinger dari IGB, penulis utama studi tersebut.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Science,EurekAlert! |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR