Nationalgeographic.co.id—Di Kekaisaran Tiongkok, ada beberapa kaisar yang sangat dihormati oleh rakyatnya bahkan setelah ia meninggal. Salah satunya adalah Kaisar Tiongkok Kangxi dari Dinasti Qing. Salah satu kaisar luar biasa dalam sejarah Tiongkok, Kangxi merupakan kaisar yang paling lama memimpin yaitu selama 61 tahun.
Di masa pemerintahannya, Tiongkok bersatu dan rakyat menjalani kehidupan yang stabil dengan ekonomi dan pertanian yang meningkat.
Kaisar Kangxi Remaja dan Bupati Agresifnya
Putra ketiga Kaisar Shunzhi, Xuanye lahir dari permaisuri Xiaokang. “Ibunya adalah putri Tulai, seorang jenderal Qing yang terkenal dari klan Tong yang bergengsi,” tulis Nobuo Kanda di laman Britannica.
Meski putra kaisar dan permaisuri, ia dan ibunya tidak begitu dihargai oleh ayahnya. Ketika ayahnya mencurahkan sebagian besar perhatiannya pada selir kesayangannya Dong dan putra kesayangan mereka, Xuanye belajar dengan rajin.
Setelah Kaisar Shunzhi meninggal, Xuanye naik takhta sebagai Kaisar Kangxi yang berarti harmoni damai. Saat itu dia baru berusia tujuh tahun. Sang kaisar muda memiliki lima saudara laki-laki namun mereka dilahirkan dari selir yang posisinya lebih rendah dari permaisuri.
Dua tahun kemudian, ibu kandungnya meninggal karena sakit. Kangxi muda hampir tidak pernah menghabiskan waktu keluarga yang bahagia dengan orang tuanya. Untungnya, neneknya Ibu Suri Xiaozhuangwen, seorang politikus wanita yang luar biasa, mencintai dan mendukungnya sejak ia lahir. Selain neneknya, kaisar cilik dibantu oleh empat wakil penguasa lainnya untuk memerintah kekaisaran.
“Mereka adalah Sonin, Suksaha, Ebilun, dan Oboi—empat pejabat istana Manchu konservatif dari pemerintahan sebelumnya,” tambah Kanda. Oboi merupakan pejabat yang berkontribusi dan berani. Sayangnya ia sombong. Oboi memperoleh kekuasaan tertinggi dan melakukan banyak kegiatan ilegal.
Ketika Kangxi berusia 14 tahun dan mulai mengambil alih kekuasaan. Oboi menolak menyerahkan kekuasaan apa pun dan menantang kaisar muda. Satu tahun kemudian, Kangxi memerintahkan pengawalnya untuk menyergap dan menangkap Oboi selama pertemuan. Kemudian, dengan bantuan Ibu Suri Xiaozhuangwen, dia membawa Oboi ke istana dan membunuh seluruh rombongannya.
Setelah itu, kaisar yang berusia 15 tahun itu memperoleh semua kekuasaan terpusat.
Mempersatukan bangsa
Meskipun mendapat tentangan kuat dari para pejabatnya, Kangxi bersikeras untuk menghapuskan tiga raja lainnya. Sang kaisar memerintahkan mereka untuk menyerahkan semua otoritas wilayah independen, mengatur ulang pasukan elite, dan bermigrasi ke tempat-tempat terpencil.
Source | : | Britannica,China Fetching |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR