Bertahun-tahun kemudian, dia menghapus putra mahkota kesayangannya dan gelarnya. Kangxi bahkan memenjarakannya sampai mati.
Keragu-raguan dalam memilih ahli waris dan izin untuk berpartisipasi dalam politik memberi harapan besar bagi sebagian besar pangeran dewasa. Mereka semua bersaing memperebutkan takhta.
Baca Juga: Kaisar Tiongkok Zhenzong yang Menukar Perdamaian dengan Harta
Baca Juga: Xiaozong, Kaisar Tiongkok Ambisius yang Dikendalikan Ayah Angkatnya
Baca Juga: Cara Nyeleneh para Harem Kekaisaran Tiongkok Menurunkan Berat Badan
Baca Juga: Kisah Kekejaman Kaisar Tiongkok Taizu yang Menghancurkan Dinasti Tang
Akibatnya, sembilan putranya yang sudah dewasa dan sejumlah besar pejabat terjerat dalam perebutan takhta yang intens. Ini menyebabkan kekaisaran beberapa kemunduran di tahun-tahun akhir Kangxi.
Pada mahun Baru Imlek 1722, Kangxi merayakan pemerintahannya yang panjang dan Makmur. Ia mengundang banyak tetua ke perjamuan besar di istana. Musim dingin itu dia jatuh sakit saat tinggal di vila kekaisaran Changchunyuan, di pinggiran barat laut Beijing. Sang kaisar hebat pun meninggal pada bulan Desember.
Setelah Kangxi meninggal dunia di istananya, putra keempatnya Yin Zhen (Kaisar kaisar Yongzheng) segera menguasai segalanya dan naik takhta. Kaisar baru menurunkan atau memenjarakan para pangeran yang terlibat dalam pertikaian sengit.
Terlepas dari kekacauan dan konflik parsial di tahun-tahun terakhirnya, Kangxi dihormati secara luas sebagai kaisar Tiongkok yang luar biasa dan tegas dengan prestasi memukau. Ia memerintah selama 61 tahun. Selama itu, Kangxi meletakkan dasar untuk jangka panjang stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi di Tiongkok.
Source | : | Britannica,China Fetching |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR