Nationalgeographic.co.id—Zhu Wen (852 — 912), dikenal sebagai Kaisar Tiongkok Taizu dari Dinasti Liang Akhir. Ia adalah panglima perang yang mengakhiri Dinasti Tang dan mendirikan dinastinya sendiri. Di antara kaisar pendiri dalam sejarah Tiongkok, Taizu adalah salah satu kaisar yang paling banyak dikritik dengan reputasi terburuk. Kekejamannya menghancurkan Dinasti Tang dan ibu kotanya yang indah.
Bergabung dengan pemberontak
Zhu Wen, lahir dari keluarga miskin. Melansir dari laman China Fetching, ia tidak disukai oleh hampir semua orang karena malas bekerja di ladang.
Ketika pemberontakan petani skala besar meletus, Zhu Wen bergabung dengan pemberontakan ini sebagai seorang prajurit. Tidak menunggu lama, ia pun segera dipromosikan menjadi jenderal berpangkat tinggi karena keberanian dan bakat militernya.
Setelah beberapa tahun pertempuran sengit, Zhu Wen sadar bahwa pasukan petani ini pada akhirnya akan dikalahkan. Jadi dia membawa pasukannya dan menyerah kepada Dinasti Tang.
Kaisar Tang saat itu senang dengan kontribusi Zhu Wen. Ia pun diberi nama baru oleh sang kaisar, yaitu Zhu Quanzhong, yang berarti kesetiaan mutlak.
Kemudian, Zhu Wen menjadi panglima perang Tang yang kuat. Ia mulai berbalik melawan tentara pemberontak petani. Dengan bakat militer Zhu Wen yang luar biasa, dia terus menang dan mendapatkan lebih banyak kekuatan.
Kaisar Tiongkok berada di bawah kekuasaan Zhu Wen
Setelah Li Ye, Kaisar Zhaozong dari Dinasti Tang naik takhta. Saat itu, ia berjuang melawan kelompok kasim yang kuat di pemerintah pusat. Zhaozong juga harus menghadapi panglima perang yang agresif yang melakukan pemberontakan di seluruh negeri.
Beberapa tahun kemudian, ketika para kasim bersekutu dengan beberapa panglima perang, memenjarakan, dan menurunkan kaisar. Namun banyak panglima perang lainnya berencana untuk menyelamatkan kaisar. Selain setia, ada yang menyelamatkan kaisar dengan tujuan agar bisa mengendalikannya kelak.
Termasuk Zhu Wen. Pada akhirnya, Zhu Wen mengalahkan tentara pemberontak dan membantai para kasim. Setelah itu, Kaisar Zhaozong berada di bawah kendalinya. “Ia memaksa kaisar untuk memindahkan ibu kota dari Chang'an ke kediaman Zhu sendiri di Luoyang,” ungkap Swati Chopra di laman Britannica.
Kemudian, dia memaksa kaisar dan sejumlah besar warga sipil di Chang'an untuk bermigrasi ke kota di bawah kendali mutlaknya.
Source | : | Britannica,China Fetching |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR