Kebijakan ketat ini menjadi dasar bagi autarki Dinasti Qing.
Meskipun demikian, Kangxi masih merupakan kaisar Tiongkok yang luar biasa. Ia menominasikan banyak pejabat berbakat, menghapus Gerakan Enclosure, dan menurunkan banyak jenis pajak.
Banyak proyek publik diselesaikan pada masa pemerintahannya, termasuk membangun sistem pengendalian banjir, memperbaiki sistem transportasi air, dan memperbaiki Grand Canal.
Ia menghormati Konfusianisme sebagai ideologi resmi. Saat memimpin, Kangxi juga memerintahkan sarjana untuk mengedit dan menerbitkan kalender, peta, dan serangkaian karya klasik, seperti Kamus Kangxi.
Sebagai penggemar berat sains barat, Kangxi juga belajar banyak dari para misionaris Yesuit barat.
Dia mengunjungi banyak tempat di Tiongkok, mencoba untuk mendapatkan informasi langsung tentang kondisi kehidupan rakyat. Kunjungannya itu juga menunjukkan kepada rakyat akan tekadnya untuk membawa kemakmuran.
Perebutan takhta di antara para pangeran
Berkaca dari pengalaman masa kecil, Kaisar Kangxi berusaha sekuat tenaga untuk mencintai dan merawat anak-anaknya.
Ratu pertamanya, juga cinta dalam hidupnya, meninggal dunia setelah melahirkan bayi laki-laki pertama mereka. Dia kemudian mencalonkan putra tersebut sebagai putra mahkota dan mendidiknya dengan hati-hati.
Kangxi juga memberi banyak kesempatan kepada semua putranya untuk terlibat dalam politik. Dia bermaksud membesarkan para putranya itu sebagai politisi yang kuat dan brilian. Mereka diharapkan dapat berkontribusi untuk kemakmuran kekaisaran.
Namun seiring dengan bertambahnya kekuatan, beragam keinginan pun muncul. Ketika banyak pangeran yang memenuhi syarat sama-sama ambisius dan banyak akal, terjadi persaingan ketat atas takhta. “Saat itu, Kangxi memiliki 35 putra,” Kanda menambahkan lagi.
Source | : | Britannica,China Fetching |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR