Nationalgeographic.co.id - Camino de Santiago adalah rangkaian rute ziarah kuno di Spanyol yang masih dijalani hingga saat ini. Juga disebut The Way of St. James, semua rute di berbagai titik mengarah ke Katedral Santiago de Compostela.
Selama abad pertengahan, Camino de Santiago dianggap sebagai salah satu ziarah terpenting bagi umat Katolik. Kini rute ini populer bagi para peziarah, petualang, dan bahkan turis. Ada beragam alasan untuk berjalan atau bersepeda sepanjang ratusan kilometer, baik itu spiritual, keagamaan, budaya, atau petualangan.
Santiago de Compostela diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir Santiago Apóstol atau Santo Yakobus. “Ia adalah salah satu dari Dua Belas Rasul Yesus. Secara tradisional dianggap sebagai rasul pertama yang menjadi martir,” tulis M. R. Reese di laman Ancient Origins.
Menurut catatan sejarah, setelah kematiannya, Santo Yakobus dibawa ke Santiago de Compostela dengan perahu. Pada tahun 814 Masehi, Pelayo sedang mengikuti bintang penuntun ketika dikatakan telah menemukan makam sang santo.
Setelah menemukan tulang-tulang Santo Yakobus, Raja Alfonso II memerintahkan agar sebuah katedral didirikan di tempat makam itu berada.
Keberadaan Katedral di makam Santo Yakobus membuat banyak orang berduyun-duyun ke Santiago de Compostela. Pada abad ke-10, situs tersebut sempat dihancurkan, tetapi dengan cepat dibangun kembali dengan banyak bangunan Gotik, Romawi, dan Barok. Perlahan, situs ini menjadi tempat ibadah yang sangat indah.
Pada abad ke-11, situs tersebut menjadi sangat terkenal dan ribuan orang dari seluruh Eropa berkumpul di sana. Untuk sampai ke sana, mereka mengikuti rute Camino de Santiago.
Berjalan kaki, bersepeda, atau bahkan dengan kedelai
Ada lima rute utama Camino de Santiago, masing-masing dimulai di lokasi yang berbeda. Peziarah bisa memilih Camino Frances, Camino Portugues, Camino Primitivo, Camino Ingles dan Via de la Plata.
Camino Frances adalah rute paling populer menuju Santiago, membentang sekitar 790 km. Rute ini dimulai dari St. Jean Pied de Port di Prancis kemudian melintasi pusat Spanyol hingga ke Santiago de Compostela.
Via de la Plata dimulai dari Seville, Spanyol Selatan, menyatu dengan Camino Frances ketika mendekati Santiago de Compostela. Jika ingin menikmati keindahan Pegunungan Asturias, peziarah bisa memilih Camino Primitivo untuk mencapai makam sang santo. Sedangkan Camino Portugues dimulai di kota Portugis Porto.
Meski mengarah ke titik akhir yang sama, setiap rute memberikan pengalaman yang sangat berbeda.
Selama berabad-abad, Camino de Santiago menjadi jalur peziarahan yang populer bagi banyak orang. “Mulai dari tunawisma, orang sakit hingga petani, pendeta, dan bangsawan,” ungkap Reese.
Ribuan orang berpartisipasi dalam ziarah ini selama abad pertengahan. Ziarah ini sangat penting secara budaya dan spiritual.
Sebagian peziarah melakukannya dengan berjalan kaki 15-30 km per hari. Ada juga yang bersepeda atau bahkan berjalan dengan menuntun kedelai. Tidak ada aturan baku bagaimana ziarah harus dilakukan, semua memiliki caranya sendiri.
Untuk mencapai desa atau kota, peziarah tinggal mengikuti panah kuning atau simbol kerang yang akan menuntun di sepanjang rute.
Baca Juga: Edmund Hillary, Kutu Buku Jadi Orang Pertama Mencapai Puncak Dunia
Baca Juga: Mas Kawin Engku Putri, Pulau yang Menandai Jejak Pelantun Syair Melayu
Baca Juga: Catatan Visa untuk Pengembara Digital: Dari Indonesia hingga Yunani
Penginapan di sepanjang jalur peziarahan
Terdapat penginapan di sepanjang rute untuk memastikan kesejahteraan fisik dan spiritual peziarah yang melakukan perjalanan jauh. Mereka yang berziarah akan berjalan kaki atau bersepeda selama 10-30 hari untuk mencapai tujuan mereka.
Peziarah akan mulai berjalan di pagi hari untuk mencapai satu kota atau desa siang atau sore harinya. Ini dilakukan setiap hari hingga ia mencapai Santiago de Compostela.
Setiap peziarah memiliki paspor khusus yang harus ditunjukkan setiap mereka sampai di penginapan. Paspor itu akan distempel oleh pemilik penginapan sebagai tanda peziarah telah sampai di kota tersebut.
Sesampainya di Santiago de Compostela, paspor yang berisi cap menjadi syarat untuk mendapatkan compostela atau sertifikat tanda seseorang telah menjalani peziarahan.
Tradisi Camino de Santiago memang menginspirasi. Jutaan peziarah dari penjuru dunia menjalani Camino de Santiago dengan berbagai alasan.
Anda akan bertemu dengan banyak peziarah, berbagi kisah hidup, dan berjalan bersama. Ditambah pemandangan indah dan keramahan penduduk lokal, peziarahan Camino de Santiago bisa menjadi pengalaman yang tidak terlupakan.
Tak Hanya Cukupi Kebutuhan Gizi, Budaya Pangan Indonesia Ternyata Sudah Selaras dengan Alam
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR