Jika terealisasi, kota satelit Istanbul itu akan menjadi kota besar pertama yang dibangun sejak Brasilia, ibu kota Brasil, dibangun pada 1956-1960. Tidak ada lokasi untuk kota satelit yang diusulkan telah dipilih.
Kota baru itu akan tahan gempa, dengan bangunan yang kuat dan jalan yang lebar.
Kota ini akan dirancang untuk memanfaatkan teknik bangunan yang digunakan untuk meminimalkan kerusakan akibat gempa dan menggabungkan teknologi modern seperti kunci dan keamanan elektronik, komunikasi video, dan teknologi ramah lingkungan.
"Kami dapat melihat ide-ide terbaik di dunia dan memasukkannya ke dalam proposal kami," kata Sozen. "Misalnya, selokan badai akan mendaur ulang air hujan seperti yang ada di Swedia."
Salah satu ciri arsitektur paling mencolok yang dihadirkan dalam visualisasi Purdue adalah gugusan bangunan tahan gempa yang disusun berbentuk bintang.
"Itu adalah bintang Selcuk, dan ini menunjukkan bintang di dalam bintang," kata Sozen. "Itu adalah simbol Turki klasik."
Namun, terlepas dari usulan yang pernah dibuat para ilmuwan tersebut, gempa Turki akhirnya benar-benar terjadi, bahkan tidak sampai 3 dekade, tapi hanya dalam 15 tahun sejak diprediksikan. Walaupun terjadi di wilayah selatan Turki dan bukan di Istanbul, tentu prediksi tersebut menjadi peringatan, karena tidak menutup kemungkinan hal serupa akan terjadi di Istanbul.
Source | : | Purdue University |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR