Inilah yang membuat The Travels of Marco Polo juga dikenal sebagai "Il milione". Nama itu identik dengan Polo Il milione yang berarti Polo si Sejuta Dongeng.
"Satu-satunya sumber informasi untuk rute keluarga Polo adalah kisah Marco, dan tidak selalu mudah untuk membedakan antara apa yang sebenarnya dilihat keluarga dengan mata kepala sendiri dan cerita apa yang diceritakan orang lain kepada mereka," lanjut Ratti.
Hari ini, manuskrip asli catatan perjalanan Marco Polo ke Kekaisaran Tiongkok dan dunia timur hilang. Akan tetapi, ada 100 salinannya yang bertahan dari Abad Pertengahan. Salah satunya disimpan di Perpustakaan Bodlein, Oxford, Inggris.
Baca Juga: Kisah Marco Polo Lintasi Jalur Sutra Menuju Kekaisaran Tiongkok
Baca Juga: Menguak Keunikan India Kuno Lewat Catatan Perjalanan Marco Polo
Baca Juga: Ibnu Batutah, Penjelajah Gurun yang Ditawan akibat Terlalu Pandai
Baca Juga: Teknik Pencetakan, Penemuan Kekaisaran Tiongkok yang Mengubah Dunia
Buku cerita perjalanan menyisiri Jalur Sutra yang dialami Marco Polo dan keluarganya populer di Eropa, walau memunculkan desas-desus. Ratti berpendapat salinannya terjual banyak dan menyebar ke seluruh Italia dalam hitungan bulan. "Prestasi yang luar biasa di zaman sebelum penemuan mesin cetak oleh Gutenberg," tulisnya.
Meski pada masanya, Eropa tengah disibukkan dengan Perang Salib di Yerusalem dan serangan Mongol yang telah bercokol di Hungaria, pengalaman Marco Polo menginspirasi banyak orang. Di antaranya, membuka kemungkinan perdagangan, dan perluasan kekuasaan kerajaan-kerajaan Eropa pada abad-abad berikutnya setelah Konstantinopel jatuh.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR