Untuk semua ketenaran Piramida Agung, nyatanya piramida itu bukanlah piramida pertama. Sneferu, ayah Khufu, mencoba membangun beberapa piramida lainnya sebelum itu. Salah satu usahanya yang paling awal adalah Piramida yang runtuh di Meidum.
Sejumlah insinyur mencoba menghaluskan sisi-sisinya dengan mengisi 'anak tangga' piramida berundak dengan batu. Sayangnya, hal itu tidak berhasil. Alhasil, semuanya runtuh menjadi tumpukan puing di dasar piramida.
Baca Juga: Telah Berubah, Seperti Apa Piramida Mesir Kuno Saat Pertama Dibangun?
Baca Juga: Bangunan Berusia 7.000 Tahun di Ceko Lebih Tua dari Piramida Mesir
Baca Juga: Ajaib! Bagaimana Piramida-piramida Mesir Bisa Dibangun Saling Sejajar?
Baca Juga: Mengungkap Identitas Orang-Orang yang Membangun Piramida Mesir Kuno
Sang insinyur mencoba lagi dengan Piramida Bent. Ia mengubah sudutnya sekitar setengah jalan. Bagian dasar piramida memiliki kemiringan 55 derajat, tetapi bagian atasnya 43 derajat, membuat piramida itu runtuh, terlihat seperti ditumbuk dari atas.
Piramida terakhir Sneferu, Piramida Merah atau Piramida Agung lebih dekat dengan apa yang diinginkannya. Itu lebih lebar dari piramida-piramida yang dibangun sebelumnya, dengan permukaan yang lebih dangkal ke samping, tapi stabil.
Kendati demikian, kebanyakan dari piramida sebelumnya runtuh sehingga sejarawan mengeklaim bahwa Piramida Khufu atau Piramida Agung di Giza adalah yang paling besar dan piramida paling awal, meskipun tidak demikian.
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR