Segera setelah Li Gang kembali memimpin dan bala bantuan datang, Dinasti Song berpeluang untuk menang melawan Jurchen Jin.
Namun rupanya Kaisar Qinzong masih tidak ingin berperang, jadi dia memberi Jurchen Jin tiga kota besar yang penting, sejumlah besar uang, dan adik laki-lakinya sebagai sandera. Ia dengan ramah meminta pasukan Jin untuk angkat kaki.
Sementara itu, Li Gang dipindahkan ke kota yang sangat jauh karena pengaruhnya mengancam kaisar. Setelah pasukan Jin angkat kaki, mantan Kaisar Zhao Ji kembali ke ibu kota.
Invasi Jurchen Jin yang kedua
Kehidupan yang damai membuat Kaisar Qinzong terlena dan tidak waspada. Beberapa bulan setelah kesepakatan perjanjian yang tidak adil itu, pasukan Jurchen Jin menyerang Song lagi. Ini dilakukan setelah mereka mendapat kabar bahwa Li Gang dipindahkan ke kota yang sangat jauh.
Tentara Jin segera berbaris dan mengepung kota ini lagi dengan sangat cepat. Kedua kaisar yang ketakutan ini tidak punya cukup waktu untuk melarikan diri.
Kaisar Qinzong mencoba yang terbaik untuk menyemangati prajuritnya dan berbagi makanan dengan mereka. Tapi mereka tidak memiliki komandan yang baik, makanan, dan pakaian yang cukup. Selain itu, banyak prajurit tidak dapat memegang senjata mereka dengan kuat di musim dingin.
Jurchen Jin pun menang dengan mudah.
Kemudian Jin meminta mantan Kaisar Zhao Ji untuk menjadi negosiator, tetapi dia terlalu takut dan menolak untuk pergi.
Jadi Kaisar Qinzong yang membuat kesepakatan. Jin membuat kaisar ini berlutut di tanah, mempermalukannya, menyuruhnya menyetujui perjanjian serakah lainnya.
Setelah Kaisar Qinzong kembali, dia meminta pejabatnya untuk mengumpulkan harta, kuda, dan sejumlah besar wanita dari warga sipil. Bahkan keluarga ratunya terpaksa menyumbang dalam jumlah yang signifikan.
Kemudian, dia memanggil kembali Li Gang untuk kembali ke ibu kota. Dalam keadaan ini, tentara dan warga sipil Song masih bertempur dengan gagah berani meskipun banyak pengorbanan mereka.
Bukan Perubahan Iklim yang Pengaruhi Gunung Es Terbesar di Antartika, Lalu Apa?
Source | : | Britannica |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR