Nationalgeographic.co.id—Julukannya, Masjid Biru. Masjid ini merupakan masjid terbesar di Distrik Bab al-Wazir Kairo. Bangunan berkubah ini menjadi contoh arsitektur religius awal Mamluk yang luar biasa. Keberadaannya menjadi salah satu mahakarya arsitektur Islam di Mesir.
Nama resminya, Masjid Aqsunqur Ibrahim Agha, atau biasa dikenal juga sebagai Masjid Mustafzan atau Ibrahim Agha.
"Masjid itu dibangun oleh Pangeran Aq Sunqur, salah satu Sultan Mamluk Qalawun di distrik Al-Darb Al-Ahmar, Jalan Bab Al-Wazir, Kegubernuran Kairo di Mesir," tulis Sharad Tiwari.
Ia menulisnya untuk Cairo Top Tours dalam sebuah artikel berjudul Aqsunqur Mosque: Amir Aqsunqur mosque yang diterbitkan pada 22 Januari 2023. Selain berjulukan "masjid biru", Sharad menyebut bahwa masjid ini dijuluki juga sebagai "suar biru" yang menjadi tengara di sekitarnya.
Masjid ini awalnya didirikan oleh pangeran Mamluk bernama Shams al-Din Aq Sunqur al-Farqani al-Silahdar atau Pangeran Aq Sunqur pada tahun 1277 M. Kemudian, masjid ini terus berkembang dan mengalami sejumlah revitalisasi di era Kekaisaran Ottoman saat menduduki Mesir.
Pangeran Aq Sunqur merupakan menantu dari mantan sultan an-Nasir Muhammad. Ia dikenal sebagai salah satu amir terkemuka di istana yang terakhir. Pengaruh Aq Sunqur dalam urusan kesultanan tumbuh pada masa pemerintahan penerus an-Nasir. Sultan an-Nasir Muhammad wafat 1340.
Pada abad ke-15, Masjid Aqsunqur dilaporkan dalam kondisi yang memprihatinkan karena hilangnya dana wakaf dari Suriah. Karena keterbatasan dana, Masjid Aqsunqur hanya digunakan untuk salat Jumat dan hari besar Islam saja.
Kemudian, antara 1652 dan 1654, Emir Ibrahim Agha al-Mustahfizan memulai proyek renovasi besar-besaran untuk Masjid Aqsunqur. Ibrahim merupakan seorang jenderal Janissari dari Kekaisaran Ottoman.
Ia membantu memulihkan atap dan arkadenya. Dia juga menambahkan kolom untuk mendukung tempat salat di bagian serambi selatan masjid berupa aula.
Secara signifikan, Emir Ibrahim Agha telah mendekorasi bangunan dengan ubin biru dan hijau, sehingga masjid tersebut memiliki nama tidak resmi sebagai "Masjid Biru". Ia mengimpor ubin mewah itu dari Konstantinopel dan Damaskus.
Setelah banyak restorasi, Masjid Aqsunqur tampak kian menjadi megah. Sejalan dengan tradisi Ottoman saat itu, alhasil masjid itu secara resmi diganti namanya menjadi "Masjid Ibrahim Agha".
Bangunan ini terletak di belakang Court of Appeal di Darb Saada di distrik Bab al-Khalq di distrik Kairo tengah. Lebar masjid sekitar 80 meter dan panjangnya 100 meter.
Source | : | Cairo Top Tours |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR