Nationalgeographic.co.id—Pada 1986, bencana Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah memberikan dampak pada lebih dari 300.000 orang yang tinggal di dekatnya. Bencana itu menyebabkan pembentukan Zona Pengecualian (Exclusion Zone).
Zona tersebut menjadikan wilayah tersebut menjadi sebuah "tanah tak bertuan" dengan radius sekitar 30 km di sekitar kompleks reaktor yang rusak.
Sementara ledakan uap besar yang melepaskan sejumlah besar radiasi ionisasi ke udara, air, dan tanah adalah penyebab langsung dari bencana tersebut, paparan radiasi bukanlah satu-satunya bahaya lingkungan yang diakibatkan oleh bencana tersebut.
Bahan kimia, logam beracun, pestisida, dan senyawa organik yang ditinggalkan oleh upaya pembersihan selama bertahun-tahun dan dari bangunan yang ditinggalkan dan membusuk.
Termasuk kota Pripyat yang ditinggalkan di dekatnya dan pangkalan militer Duga-1, semuanya berkontribusi terhadap bencana ekologi dan lingkungan.
"(Tapi) entah bagaimana, dua populasi kecil anjing berhasil bertahan hidup di lingkungan yang sangat beracun itu," kata Norman J. Kleiman, PhD, asisten profesor Ilmu Kesehatan Lingkungan di Sekolah Kesehatan Masyarakat Columbia Mailman, dan rekan penulis.
Para peneliti mencoba memahaminya, bagaimana anjing bisa bertahan dari kontaminasi nuklir dan selamat. Hal itu dapat menjadi awal untuk memahami bagaimana anjing dan mungkin manusia, dapat beradaptasi dengan tekanan lingkungan yang intens seperti paparan radiasi, logam berat, atau bahan kimia beracun.
Peneliti menemukan bahwa dua kelompok anjing yang hidup di dalam Zona Pengecualian Chernobyl menunjukkan genetik yang signifikan, terdapat perbedaan di antara mereka.
Hasilnya menunjukkan bahwa ini adalah dua populasi berbeda yang jarang kawin silang. Sementara penelitian sebelumnya berfokus pada efek bencana Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl pada berbagai spesies satwa liar.
Ini adalah penyelidikan pertama terhadap struktur genetik anjing liar yang tinggal di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl.
"Pertanyaan menyeluruh di sini adalah: apakah bencana lingkungan sebesar ini berdampak genetik pada kehidupan di wilayah tersebut?" kata Matthew Breen, Profesor Kehormatan Oscar J. Fletcher untuk Genetika Onkologi Komparatif di NC State, dan seorang penulis terkait.
Source | : | Columbia University Irving Medical Center,Canine Medicine and Genetics |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR