"Anjing adalah spesies penjaga," kata Breen.
“Dengan mencari tahu apakah perubahan genetik yang kami deteksi pada anjing-anjing ini adalah respons genom anjing terhadap paparan yang dihadapi populasi."
"Kami mungkin dapat memahami bagaimana anjing bertahan hidup di lingkungan yang tidak bersahabat dan apa artinya bagi mereka. pada setiap populasi hewan atau manusia yang mengalami paparan serupa."
Baca Juga: Dunia Hewan: Mengapa Anjing Sering Terlihat Memiringkan Kepalanya?
Baca Juga: Dunia Hewan: Bisakah Anjing Hidup Tanpa Manusia, Seperti Kucing?
Baca Juga: Kisah Looty, Anjing Ratu Victoria Hasil Jarahan dari Kaisar Tiongkok
Baca Juga: Asal-usul Anjing Peking, Anjing Aristrokat Kesayangan Kaisar Tiongkok
Meskipun 37 tahun telah berlalu sejak kecelakaan itu, waktu paruh radioisotop yang tersisa kurang lebih 30 tahun.
"Berarti bahaya yang ditimbulkan oleh paparan radiasi masih sangat nyata," catat Kleiman, yang juga direktur Keselamatan Radiasi University of Columbia.
"Ketika paparan radiasi digabungkan dengan campuran kimia beracun yang kompleks dengan komposisi yang tidak pasti."
Menurutnya, ada masalah kesehatan manusia yang sangat nyata yang muncul bagi ribuan orang yang terus bekerja di dalam Zona Pengecualian untuk melanjutkan upaya pembersihan serta di dua bahan bakar nuklir yang baru dibangun dan mengolah kembali tanaman.
"Memahami dampak genetik dan kesehatan dari paparan kronis pada anjing akan memperkuat pemahaman kita yang lebih luas tentang bagaimana jenis bahaya lingkungan ini dapat berdampak pada manusia dan cara terbaik untuk mengurangi risiko kesehatan," katanya.
Studi tersebut telah diterbitkan di Canine Medicine and Genetics dengan judul "Population dynamics and genome-wide selection scan for dogs in Chernobyl."
Source | : | Columbia University Irving Medical Center,Canine Medicine and Genetics |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR