Ada juga beberapa metode yang tidak terlalu menyiksa. Kadang-kadang janda diperbolehkan meminum racun sebelum dia dibakar. Kadang-kadang wanita membiarkan dirinya digigit ular atau melukai tenggorokan dan pergelangan tangannya sebelum melompat ke dalam api.
Kapan praktik Sati dimulai?
Ada banyak perdebatan tentang kapan praktik Sati seperti yang dikenal saat ini dimulai. Ada beberapa bukti bahwa tindakan pembakaran janda di Asia Selatan sudah berlangsung ribuan tahun. Karena itu, sangat sedikit sumber terpercaya yang menyebutkan Sati secara khusus sebelum tahun 400 Masehi.
Sejarawan Yunani Aristobulus dari Cassandreia adalah sumber terpercaya paling awal yang menyebutkan Sati. Setelah melakukan perjalanan ke India bersama Alexander Agung pada tahun 327 SM, dia menulis tentang kebiasaan setempat. Salah satunya tentang istri yang membakar diri bersama suaminya. Cicero, Nicolaus dari Damaskus, dan Diodorus semuanya juga menggambarkan contoh bakar diri yang serupa.
Sebagian besar sejarawan setuju bahwa Sati diperkenalkan ke masyarakat India antara tahun 400 dan 500 Masehi. Kemudian mencapai puncaknya pada sekitar 1000 Masehi. Menurut salah satu sejarawan, Dehejia, Sati awalnya dimulai di kalangan bangsawan kesatria sebelum menyebar ke kasta lain.
Praktik tersebut kemudian mulai menyebar lebih cepat selama periode abad pertengahan. Sati awalnya dipraktikkan oleh kasta yang lebih tinggi. Namun kasta yang lebih rendah mulai mempraktikkannya dengan harapan meniru apa yang dianggap lebih baik.
Beberapa sejarawan juga percaya bahwa seiring berjalannya waktu Sati digabungkan dengan praktik lain yang dikenal sebagai Jauhar. Jauhar adalah salah satu bentuk pengorbanan diri yang dilakukan oleh para wanita bangsawan pada masa perang. Itu adalah cara untuk menjaga kehormatan mereka saat menghadapi kekalahan. Jauhar secara tradisional dipraktikkan oleh kasta yang tinggi namun kemudian akhirnya menyebar.
Setelah mencapai puncaknya sekitar tahun 1000 M, praktik Sati perlahan-lahan mulai berkurang lagi. Proses ini dipercepat selama Kekaisaran Mughal antara tahun 1526 dan 1857. Kaisar Akbar dikatakan sangat anti-Sati. Ia mengungkapkan rasa hormatnya kepada para janda yang ingin dikremasi bersama almarhum suaminya. Tapi kaisar merasa bahwa membakar diri sendiri adalah cara yang salah untuk menghormati pasangan yang meninggal.
Larangan Sati pertama yang sebenarnya datang di bawah Kaisar Aurangzeb, yang mengeluarkan perintah pada tahun 1663. Aturan itu menyatakan bahwa di wilayah Mughal, pejabat tidak boleh lagi membiarkan seorang wanita dibakar.
Setelah pelarangan, Sati menjadi sangat langka. Kecuali dalam kasus keluarga yang cukup kaya untuk menyuap pejabat setempat agar mengizinkan mereka melakukannya.
Sati juga ditentang oleh pemerintah kolonial dan gereja. Masalahnya adalah bahwa tidak semua umat Hindu senang diberitahu soal apa yang harus dilakukan oleh orang asing. Akibatnya, terjadi peningkatan kasus Sati. Antara tahun 1815 dan 1818 kematian akibat Sati berlipat ganda. “Banyak umat Hindu India melihatnya sebagai serangan terhadap tradisi dan cara hidup mereka,” Mitchell menambahkan.
Seiring dengan berjalannya waktu, praktik Sati dilarang keras di semua negara bagian India.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR