Nationalgeographic.co.id—Burung hantu adalah salah satu spesies burung yang paling ikonik. Selama berabad-abad, burung hantu telah digunakan sebagai simbol kebijaksanaan.
Bahkan kini, gambar burung hantu pun bisa ditemui di rumah. Mulai dari patung-patung lucu, liontin, hingga sarung bantal. Dan, sebagai pemburu malam yang sigap dan senyap, burung hantu terkenal karena kemampuannya berburu.
Saat menghadiri acara panen raya bersama petani di 14 provinsi di Majalengka, Presiden Prabowo Subianto berjanji akan memberikan bantuan. Bantuan tersebut berupa 1.000 ekor burung hantu untuk mengatasi hama tikus yang meresahkan petani.
Kebanyakan orang tahu bahwa burung hantu dapat memutar kepalanya dengan sangat mengerikan, jauh melampaui kemampuan manusia. “Kenyataannya, mereka dapat memutar kepalanya hingga 270 derajat, bukan 360 derajat penuh seperti yang sering diyakini,” tulis Jonathon Engels di laman One Green Planet.
Burung hantu melihat dengan sangat baik dalam kegelapan. Namun, penglihatan mereka hanya lurus ke depan, tanpa penglihatan tepi. Karena alasan itulah burung hantu harus memutar kepala mereka dengan sangat meyakinkan.
Beberapa fakta yang kurang diketahui adalah bahwa burung hantu hidup di semua benua kecuali Antarktika. “Burung hantu menolak untuk dilatih meskipun kecerdasan mereka legendaris,” tambah Engels.
Burung hantu pun dikenal sebagai burung yang menelan mangsanya secara utuh. Dan, intinya, burung hantu sangat penting bagi ekosistem tempat mereka tinggal. Mereka biasanya merupakan spesies kunci.
Pengendali hama
Yang disebut spesies kunci adalah hewan yang berburu dengan cara yang mengendalikan populasi hewan lain. Burung hantu tentu saja termasuk dalam kategori ini.
Burung hantu adalah pemburu yang cekatan dan senyap yang memakan hewan pengerat. Termasuk tikus yang menjadi hama yang meresahkan para petani.
Burung hantu lumbung atau serak jawa dikatakan bisa mengonsumsi 1.000 tikus setahun! Mereka juga memakan serangga seperti belalang yang dapat dengan mudah memenuhi suatu area.
Baca Juga: Burung Hantu Tyto alba, Predator Alami Penangkal Hama Lahan Pertanian
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR