Burung hantu memiliki penglihatan dan pendengaran yang luar biasa untuk membantu menemukan mangsa. Burung hantu juga memiliki bulu khusus yang membantu mereka terbang tanpa suara.
Alhasil, mangsa tidak dapat mendengar mereka tetapi mereka dapat mendengar mangsanya. Burung hantu pun bahkan dapat mendengar tikus bergerak di bawah salju setebal 30 cm.
Sang pengawas malam
Kebanyakan burung pemangsa lainnya, seperti elang dan rajawali, berburu di siang hari. Burung hantu bertugas di malam hari, membantu mengawasi hewan pengerat yang lebih suka berlarian di malam hari. Kontribusi terhadap kehidupan hewan hutan nokturnal ini merupakan peran ekologis yang sangat besar yang dimainkan burung hantu.
Burung hantu melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh banyak burung dan predator lain dengan berburu di malam hari.
Spesiesnya beragam
Di seluruh dunia, ada lebih dari 200 spesies burung hantu. Burung hantu dibagi menjadi dua famili: burung hantu sejati (Strigidae) dan burung hantu lumbung (Tytonidae). Dengan demikian, ada begitu banyak burung hantu yang berbeda dengan ukuran dan kebiasaan yang berbeda.
Burung hantu pun menjadi bagian dari ekosistem. Serta membantu menjaga dunia yang sangat beragam secara hayati. Setiap jenis burung hantu layak dihargai dan dijaga kelestariannya.
Sementara di Indonesia, diperkirakan terdapat 54 jenis burung hantu dan beberapa di antaranya berstatus endemik.
Indikator kesehatan suatu ekosistem
Sebagai kunci dalam ekosistem, burung hantu sangat berguna bagi para ilmuwan yang mencoba membantu lingkungan. Populasi burung hantu membantu menentukan kesehatan ekosistem di sekitarnya secara keseluruhan. “Termasuk populasi hewan dan kesehatan pohon hutan atau rumput padang rumput,” Engels menambahkan.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR