Setelah berhasil mencapai tribun tempat ibunya menyaksikan laga, Hakimi lekas memeluk dan mencium kening ibunya. Momen yang terabadikan lewat foto tatkala Hakimi memeluk ibunya di tribun setelah mengalahkan Spanyol, lantas menjadi heboh di media sosial.
Bek kanan itu mendapat banyak pujian atas tendangan penalti panenka yang membenamkan Spanyol dalam drama adu penalti. Seusai pertandingan, dia memposting foto bersama ibunya dengan takarir: “I love you mom”.
Lahir di Spanyol, Hakimi bersekolah di akademi muda Real Madrid, dengan tetap memilih untuk membela tim nasional sepak bola Maroko. "Saya biasa mengemudi 100 kilometer setiap hari untuk membawa putra saya ke Real Madrid," aku ayah Hakimi, Hassan, dalam sebuah wawancara.
"Saya meminta orang tua untuk berkorban segalanya demi anak-anak mereka. Saya berterima kasih kepada Allah untuk segalanya," ujar ayah Hakimi sambil menutup wawancaranya.
Istri, pacar, dan anak-anak bepergian dengan tim untuk menyaksikan sang pasangan atau ayah bertanding adalah hal biasa. Akan tetapi pesepak bola Maroko memilih membawa orang tua atau ibu mereka, ini yang mengesankan!
"Itu bagian dari sistem pendukung mereka. Semuanya ingin menyoroti pengorbanan orang tua mereka dalam kebangkitan mereka menjadi bintang," tegas Shyam dalam tulisannya.
Sang pelatih, Walid Reragui menyadari hal itu menjadi penting hingga membujuk Federasi Sepak Bola Maroko untuk mengambil sikap, mendorong segenap keluarga, termasuk ayah atau ibu para pemain untuk datang dan menyaksikan laga mereka di Qatar.
Baca Juga: Sepak Bola di Vietnam sebelum Tahun 1940 adalah Bentuk Perlawanan
Baca Juga: Ketika Rumput Piala Dunia 2022 Qatar Ajarkan Peluang Ketahanan Pangan
Baca Juga: Ketimbang Joging, Sepak Bola Lebih Baik untuk Kesehatan Tulang
"Ibu adalah kunci bagi kami. Kesuksesan kami tidak mungkin tercapai tanpa kebahagiaan dari orang tua kami," ungkap Reragui dalam sebuah sesi wawancara.
Walid Reragui, yang mengambil tugas kepelatihan di timnas sepak bola Maroko, juga terlihat berjalan ke tribun untuk mencari dan merayakan momen kemenangan timnya bersama ibunya, Fatima.
Sebelumnya, Fatima tidak pernah datang ke stadion untuk menyaksikan anaknya menahkodai sebuah tim dalam pertandingan. Momentum Piala Dunia Qatar 2022 menjadi hal pertama, akunya.
Reragui bersikeras, meminta agar ibunya datang ke Piala Dunia di Qatar. Ini hampir seperti firasatnya. Fatima berseri-seri dengan bangga saat dia menyaksikan putranya menginspirasi Maroko melaju ke babak semi final.
Setiap kali Atlas Lions (julukan Timnas Maroko) mengaum, ingatlah dukungan diam-diam dan pengorbanan besar dari ibu mereka. Karena sejatinya, "Ibu mereka adalah suporter terbaik," pungkas Reragui.
Source | : | Gulf News |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR