Nationalgeographic.co.id - Penelitian arkeologi baru tim peneliti internasional mengungkapkan asal usul manusia tato atau "painted people" yang pernah menentang Kekaisaran Romawi. Analisis DNA kuno memberikan pandangan baru pada delapan kerangka mereka yang dikenal dengan sebutan Pict.
Suku Pict adalah orang-orang yang pernah menghuni Skotlandia di masa lalu dengan ciri tubuh yang penuh dengan lukisan. Pada masanya, mereka ini adalah kelompok misterius yang pernah menentang hegemoni Kekaisaran Romawi.
Selama ini, orang-orang Pict dianggap orang-orang asing yang bermigrasi dari negeri jauh. Namun studi baru ini mengungkapkan bahwa orang-orang ini memiliki akar lokal. Meski mereka sudah lama hilang, tetapi DNA mereka tetap hidup, menurut temuan tersebut.
Mereka menunjukkan bahwa suku Pict memiliki akar lokal dan terkait dengan orang-orang Zaman Besi lainnya di Inggris. Analisis baru tersebut telah dijelaskan di jurnal PLoS Genetics belum lama ini.
Jurnal akses terbuka tersebut dipublikasikan dengan judul "Imputed genomes and haplotype-based analyses of the Pict of early medieval Scotland reveal fine-scale relatedness between Iron Age, early medieval and the modern people of the UK."
Analisis baru tersebut juga menunjukkan bahwa Suku Pict tidak mengatur masyarakat mereka di sekitar garis keturunan perempuan, bertentangan dengan apa yang telah lama disarankan oleh para sejarawan.
The Pict, dinamai dari kata Latin "picti" untuk penggunaan cat tubuh atau tato yang dilaporkan, adalah orang-orang yang, pada abad ketiga masehi, menentang pemerintahan Romawi dan membentuk kerajaan mereka sendiri di Inggris utara yang berlangsung hingga sekitar tahun 900 M.
Ada sangat sedikit informasi tertulis tentang Pict—banyak dari apa yang mereka tulis dalam naskah unik dan sulit diterjemahkan yang disebut ogham—dan hanya sedikit permukiman dan kuburan mereka yang telah ditemukan.
Kurangnya sumber tentang Pict dan cara hidup mereka telah menyebabkan banyak asumsi selama berabad-abad. Pada abad kedelapan, selama periode awal abad pertengahan, misalnya, sejarawan seperti Yang Mulia Bede berpikir bahwa orang Pict beremigrasi dari daerah sekitar Laut Aegea atau Eropa Timur.
Orang-orang Pict juga diperkirakan memiliki garis keturunan matrilineal, melalui garis ibu. Akan tetapi, para arkeolog dan sejarawan telah mulai mempelejarinya dalam beberapa tahun terakhir, untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang budaya ini.
Dalam studi ini, tim peneliti internasional mengekstraksi informasi genetik dari delapan kerangka manusia yang terkubur di dua kuburan orang-orang Pict—tujuh dari Lundin Links dan satu dari Balintore di Skotlandia modern.
"Lundin Links adalah salah satu dari sedikit kuburan monumental yang digali dan diberi tanggal dengan baik dari periode Abad Pertengahan Awal (Pict) di Skotlandia," kata anggota tim penulis studi Linus Girdland Flink, arkeogenetik di University of Aberdeen kepada Live Science.
Source | : | PLOS Genetics,University of Aberdeen |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR