Nationalgeographic.co.id—Nefertiti adalah salah satu ikon penguasa Mesir Kuno yang paling terkenal dari kalangan wanita, namun sang ratu sendiri masih diselimuti misteri dan intrik dalam jejak sejarahnya.
Sebagai pendamping dari Firaun Akhenaten, Nefertiti disebut memerintah dari tahun 1353 hingga 1336 SM, selama salah satu periode paling kontroversial yang pernah ada dalam sejarah kebudayaan Mesir Kuno.
"Pada saat ini, Firaun Akhenaten merombak agama Mesir seputar pemujaan dewa matahari Aten dan memindahkan ibu kota kekaisaran ke Amarna," tulis Margherita Cole kepada My Modern Met.
Ia mengungkap sejumlah fakta menarik tentang Ratu Nefertiti dalam sebuah artikel berjudul 11 Facts About the Ancient Egyptian Queen Nefertiti yang diterbitkan pada 12 Februari 2023.
Meskipun dirinya bukan merupakan firaun yang memerintah dengan kendalinya sendiri, nama Nefertiti tetap ada karena bukti tertulis menunjukkan bahwa ia memegang peran unik yang berpengaruh sebagai istri dan ratu di istana.
Sejarawan telah menyimpulkan bahwa Nefertiti adalah pendukung utama gerakan agama dan budaya Akhenaten. Dia mewakili elemen perempuan Aten sementara suaminya mewakili laki-laki—dan keduanya bertindak sebagai jembatan antara Aten dan rakyat Mesir.
Patung Nefertiti diidentifikasi sebagai kemiripannya karena ciri khas mahkota biru, yang dia kenakan di semua penggambaran dirinya yang terukir. Patung batu kapur tersebut diyakini telah diselesaikan oleh seniman Thutmose pada tahun 1345 SM.
Setelah ditemukan pada tahun 1912, potret tersebut mengabadikan Nefertiti sebagai simbol kecantikan feminin yang ideal dan terus menjadi daya tarik populer di Museum Neues di Berlin.
Tidak mengherankan untuk zaman itu, Nefertiti pada saat itu berusia lima belas tahun ketika ia menikah dengan Amunhotep IV yang berusia enam belas tahun dan naik takhta sebagai permaisuri.
Pada tahun kelima pemerintahannya, Firaun Amunhotep IV memulai gerakan keagamaannya dan mulai mengganti namanya menjadi Akhenaten.
Dengan dasar agama monoteistik baru mereka yang menyembah dewa matahari Aten, Nefertiti dan Akhenaten selanjutnya memisahkan diri dari “pemerintahan lama” Mesir Kuno dan membangun ibu kota baru bernama Amarna.
Keturunan Nefertiti sebagian besar diduga dengan dua teori yang berlaku. Beberapa sejarawan percaya bahwa ayahnya adalah Ay, yang merupakan penasihat penting keluarga kerajaan, termasuk penasihat bagi Amunhotep IV.
Source | : | My Modern Met |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR