Beberapa sejarawan percaya bahwa gajah berasal dari subspesies hutan kecil gajah yang terletak di Pegunungan Atlas Maroko dan Aljazair. Gajah-gajah ini agak kecil. Gavin de Beer, dari British Museum of Natural History menulis tentang gajah-gajah ini. Ia menggambarkannya sebagai hewan yang bau dan keras. Gajah-gajah itu bisa sangat berbahaya saat menyerang.
Hanya seekor gajah yang selamat dari perjalanan melintasi Pegunungan Alpen dan perang. Dan itu diyakini sebagai gajah Asia. Nama binatang itu adalah Surus, yang berarti orang Suriah. “Ini adalah gajah yang ditunggangi Hannibal sendiri,” Reese menambahkan lagi. Surus mungkin keturunan salah satu gajah yang ditangkap oleh Ptolemaios Mesir selama kampanye mereka di Suriah. Dari sana, gajah itu dibawa kembali ke Carthage.
Ini dikutip sebagai bukti bahwa setidaknya satu gajah Hannibal adalah gajah Asia. Namun secara umum tidak mengarah pada kesimpulan bahwa semua gajah yang digunakan dalam perjalanan Alpen adalah gajah Asia. Bisa jadi Hannibal mengumpulkan gajahnya dari berbagai daerah.
Baca Juga: Menyelisik Sejarah Sirkus, dari Zaman Romawi Kuno hingga Modern
Baca Juga: 100 Tahun Gajah: Lihat Bagaimana Nat Geo Memotret Makhluk Ikonik Ini
Baca Juga: Ditakuti Gajah, Pasukan Romawi Kuno Menggunakan Babi untuk Berperang
Baca Juga: Kisah Tragis Big Mary, Gajah Sirkus Terkenal yang Dihukum Gantung
Mungkin tidak pernah diketahui secara pasti dari mana gajah Hannibal berasal. Gajah membutuhkan makanan dalam jumlah besar. Jadi setiap perjalanan mengangkut gajah akan menjadi rumit dan membutuhkan perencanaan cermat. Kemungkinan Hannibal kurang peduli dengan asal gajahnya. Sebaliknya, ia lebih fokus pada apakah gajah bisa menjadi aset bagi pasukan militernya selama perang Punisia kedua.
Hannibal bersumpah pada ayahnya untuk membenci Romawi
Seperti sang putra, ayah Hannibal (Hamilcar) merupakan jenderal terbesar yang pernah ada untuk Punisia dan membela Carthage. Sebelum dieksekusi untuk menebus utang kerajaan, Hamilcar membuat putranya bersumpah di hadapan para dewa untuk membenci Romawi selamanya.
Hannibal mendedikasikan hidup dan jiwanya untuk berperang melawan musuh Carthage yang paling kuat dan tak kenal lelah, Kekaisaran Romawi.
Sebagai seorang komandan perang, Hannibal dianggap sebagai model jenius dalam hal strategis dan taktis dalam peperangan, bahkan strategi perangnya terus berkembang dalam akademi militer kontemporer, bahkan hingga hari ini.
Hannibal memahami hati manusia dan memiliki kemampuan luar biasa untuk membaca kelemahan musuh yang tak terlihat.
Hannibal benar-benar menjalankan sumpahnya untuk membenci dan melawan Romawi. Itulah yang membuatnya memimpin pasukan besar melintasi Pegunungan Alpen untuk menaklukkan Romawi.
Sayangnya, meski hampir menang, pasukan Hannibal berhasil dikalahkan oleh Romawi. Bayangkan jika Hannibal berhasil menaklukkan Romawi yang sangat berkuasa 2.000 tahun yang lalu. Ia mungkin telah mengatur dunia di jalan yang sangat berbeda dari sejarah yang terjadi hingga hari ini.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR