Heo Jun menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya dengan mendidik dokter muda Naeuiwon sampai kematiannya pada tahun 1615. Penghargaan anumerta diberikan Dinasti Joseon, prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pejabat non-militer seperti Heo Jun.
Sampai saat ini Heo Jun dipuja sebagai seorang dokter yang brilian dan orang yang setia dan penyayang, berjuang untuk mengembangkan perawatan yang dapat diakses oleh warga miskin dan tidak berpendidikan.
Museum Heo Jun yang berada di Seoul mencatat total ada delapan buku yang ditulis oleh Heo Jun selain Dongui Bogam. Diantaranya, Heo Jun menulis buku tentang pengobatan penyakit menular, buku Byeokyeok Shinbang diterbitkan di Naeuiwon atas perintah Raja karena pada saat itu prevalensi penyakit menular meningkat sampai mengakibatkan kematian.
Baca Juga: Layanan Kesehatan di Korea dari Kekaisaran Goryeo hingga Joseon
Baca Juga: Alasan Dinasti Joseon Korea Mengeklaim sebagai Penerus Ming Tiongkok
Baca Juga: Kisah Yi Ku, Putra Mahkota Terakhir dari Dinasti Joseon Korea
Baca Juga: Alasan Wanita di Dinasti Joseon Menutupi Wajah saat Berada di Luar
Eonhaegugeupbang adalah buku yang berisi perawatan kasus gawat darurat. Heo Jun juga menulis buku tentang perawatan cacar air, buku kebidanan dan ginekologi, serta merevisi buku dan mengkompilasi catatan kedokteran selama periode Dinasti Joseon.
Dikutip dari laman Heo Jun Museum Official, Heo Jun memberi pengantar pada buku daftar informasi anggota kerajaan Dinasti Joseon. "Ada hampir ratusan orang hebat di Naeuiwon, saya menuliskan apa yang saya dengar dan catat agar tidak hilang. Jika tidak saya tulis, bagaimana mungkin nama orang-orang hebat di negara ini sampai ke generasi masa depan?".
Dilansir dari laman UNESCO, Heo Jun yakin bahwa semua penyakit muncul dari ketidakseimbangan. Baginya obat yang paling efektif adalah meditasi, bukan pengobatan.
Heo Jun menjelaskan perawatan yang tepat, termasuk menentukan dengan tepat kapan mengumpulkan tanaman obat dalam setahun, apa yang harus dilakukan dan berapa lama bisa efektif.
Dari sekian banyak buku yang ditulis Heo Jun, apa yang membuat Dongui Bogam menjadi istimewa ?
Warisan budaya Korea yang didaftarkan pada Memory of the World Programme UNESCO di tahun 2009 ini, disusun Heo Jun dengan sangat rinci. Karya ini membangun jembatan dari masa kini ke masa lalu, memberikan kita akses kehidupan sehari-hari masyarakat di masa itu. Buku ini mencerminkan makna filosofi budaya Asia Timur dan jejak kaki dunia kesehatan dari Kekaisaran Korea.
Source | : | UNESCO,kbs.co.kr |
Penulis | : | Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR