Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Inca, sebagai peradaban maju yang membentang di pesisir barat Amerika Selatan, memiliki sisa peradaban. Sisa-sisa itu masih bisa dijumpai di pesisir dataran rendah hingga yang terjal di Pegunungan Andes.
Keterampilan masyarakat Kekaisaran Inca penuh dengan teka-teki. Keterampilannya mulai dari arsitektur luar biasa yang terkadang sukar dinalar orang masa kini. Seolah, mereka memang bangsa yang dikenal sebagai insinyur sejati di masa kuno, dan rahasianya hilang selamanya akibat kolonialisme Eropa.
1. Machu Picchu yang di luar nalar
Cobalah Anda tengok Machu Picchu. Reruntuhan Kekaisaran Inca tampak megah dengan benteng yang masih kokoh, menjadi tempat tinggal yang muat ribuan orang, dan tempat peribadatan. Saat ditemukan kembali tahun 1912, bangunan ini disebut sebagai "kota yang hilang".
Machu Pichu berdiri di gunung setinggi 2.430 meter di atas permukaan laut, dan medannya sukar. Namun, masyarakat Kekaisaran Inca bisa membangunnya dan membuatnya mampu dihidupi penduduk.
Ahli sejarah memperkirakan, pembangunanya melibatkan ribuan pekerja. Mereka megnangkat granit lokal ke tempat yang rumit ini. Ada berbagai teori bagaimana pembuatannya. Salah satunya sepeti pendataran bagian puncak gunung, kemudian dilanjutkan dengan peletakan fondasi awal.
2. Benteng militer Sacsayhuamán untuk melindungi ibu kota
Berikutnya, adalah Benteng Sacsayhuamán yang terletak di Cusco, Peru. Kota Cusco adalah bekas ibu kota Kekaisaran Inca yang harus difokuskan penjagaan militernya. Maka, Benteng Sacsayhuamán didirikan di sebuah kota yang menghadap kota.
"Situs ini diyakini dibangun oleh peradaban Inca pada abad ke-15, pada masa pemerintahan Sapa Inca Pachacuti, dan bergungsi sebagai benteng militer dan pusat keagamaan," terang Aleksa Vučković, pegiat sejarah di Ancient Origins.
Pachahuti adalah kaisar terhebat di Inca, yang dikenal sebagai "Napoleon dari Andes". Pasalnya, ia memperkuat militer Kekaisaran Inca dan memperluas pengaruhnya sampai ke Cili.
Yang menarik dari Benteng Sacsayhuamán adalah dinding batunya yang besar. Ini menunjukkan bahwa teknik yang dipakai oleh orang Kekaisaran Inca begitu luar biasa. Temboknya tidak dapat ditembus karena balok batu besar dengan berat mencapai 200 ton, terpasang sangat rapat.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR