Namun peristiwa besar terjadi. Tepat setelah penghancuran Takeda, Oda Nobunaga, tokoh sentral Jepang saat itu, dikhianati dan dibunuh di Kyoto pada tahun 1582.
Awalnya, Ieyasu berpihak pada sisa-sisa klan Oda. Namun, klan itu dengan cepat runtuh tanpa kepemimpinan yang kuat.
Pilihan Ieyasu membuatnya berselisih dengan daimyo terkemuka, Toyotomi Hideyoshi, yang bertindak cepat dan menjadi penerus Oda Nobunaga.
Akan tetapi, Ieyasu berhasil menghindari bentrokan terbuka. Ia pun segera menjadi pengikut Hideyoshi, sekali lagi berpihak pada faksi yang menang dan melanjutkan kebangkitannya.
Pada tahun 1590, Toyotomi Hideyoshi dan sekutunya berhasil menyingkirkan lawan kunci lainnya, klan Hojo. Segera setelah kemenangannya atas Hojo, Tokugawa Ieyasu menerima perintah yang akan mengubah hidupnya.
Dia diperintahkan untuk memindahkan wilayahnya ke dataran wilayah Kanto. Melakukan hal itu adalah risiko besar bagi kekuatannya. Dia meninggalkan wilayah yang direbutnya dengan susah payah.
Di saat yang sama, ia juga harus bergantung pada kesetiaan samurai Hojo yang menjadi musuhnya sampai saat itu. Tapi Ieyasu mengambil risiko dan segera mendirikan kursi kekuasaan barunya di desa nelayan Edo. Di sana dia membangun kastel barunya. Edo nantinya akan menjadi Tokyo, ibu kota Jepang modern.
Perpindahan ke wilayah baru ini benar-benar kebalikan dari apa yang diharapkan. Itu berisiko tetapi Ieyasu berhasil. Kebangkitannya ke tampuk kekuasaan sangat luar biasa saat dia mengamankan kesetiaan para samurai Hojo.
Ieyasu memperluas tanahnya dan mengerjakan ulang infrastruktur wilayah Kanto. Hanya butuh beberapa tahun untuk menjadikan wilayah itu salah satu yang terkaya di Kekaisaran Jepang. Ini menjadikan dirinya penguasa Kekaisaran Jepang yang paling kuat kedua.
Dalam waktu singkat, dia menjadi yang terkuat dari Lima Sesepuh Agung. Itu adalah lima penguasa feodal terkuat di Kekaisaran Jepang. Jika dia menolak untuk bermigrasi dari tanah asalnya, nasibnya mungkin akan sangat berbeda. Tapi dia membuktikan bahwa risiko selalu ada manfaatnya.
Ketika Toyotomi Hideyoshi meninggal setelah sakit parah dan singkat pada tahun 1598, Ieyasu benar-benar menjadi penguasa paling kuat di Kekaisaran Jepang. Bukan cuma itu, ia pun jadi yang terkuat dari Lima Sesepuh.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR