Prof Haruni juga memaparkan hasil-hasil riset yang digunakan untuk mendukung peningkatan akurasi penghitungan emisi gas rumah kaca pada lahan gambut.
Perlindungan dan restorasi gambut
Pemerintah Indonesia dalam lima tahun terakhir terus berupaya dan berkomitmen menekan degradasi dan deforestasi lahan gambut. Lahan gambut yang terdegradasi diakibatkan oleh kebakaran berulang dan drainase di kawasan lahan gambut yang dilindungi.
Sebagai bentuk komitmen bersama menekan degradasi dan deforestasi lahan gambut, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menerapkan strategi 3R (rewetting, revegetation, dan revitalization).
Rewetting adalah pembasahan kembali area gambut dengan pembangunan sekat kanal, pembangunan sumur bor dan upaya lain yang mendorong basahnya lahan gambut. Sementara revegetation adalah penanaman kembali melalui persemaian, penanaman dan regenerasi alami. Adapun revitalization adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian, perikanan dan ekowisata.
"Strategi 3R tersebut diharapkan dapat mengurangi angka kebakaran hutan dan lahan di daerah Indonesia yang memiliki lahan gambut," tegas Agus Yasin, Kepala Pokja Teknik Restorasi.
Nisa Novita, Manager Senior Karbon Hutan dan Iklim YKAN, juga menekankan bahwa pembasahan kembali area gambut dapat menghemat biaya dalam mencapai target penurunan emisi karbon nasional.
“Upaya pembasahan kembali lahan gambut melalui pembuatan sekat kanal di perkebunan kelapa sawit pada lokasi penelitian di Kalimantan Barat dapat mengurangi sepertiga dari emisi CO2 dan tidak berpengaruh pada emisi metana. Pada skala nasional, pembasahan gambut berpotensi menyumbang 34% terhadap target pengurangan emisi nasional dari sektor forest and other land uses (FOLU).
Baca Juga: Lahan Gambut Tropis Tertua di Dunia Ditemukan di Pedalaman Kalimantan
Baca Juga: Perkembangan Lahan Gambut Pesisir di Indonesia Selama Ribuan Tahun
Baca Juga: Studi: Konservasi Lahan Gambut Bisa Kurangi Dampak Pandemi COVID-19
Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Penanggulangan Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Israr Albar yang menjadi pembicara di hari kedua membahas tentang rentannya lahan gambut mengalami kebakaran. Menurutnya, mengurangi titik api serta pengelolaan kebakaran lahan dan gambut adalah kunci untuk mengurangi emisi dari kebakaran gambut.
“Upaya terbaik mengatasi karhutla ialah dengan meningkatkan kegiatan pencegahan. Selain efektif mencegah karhutla, biaya untuk upaya pencegahan juga lebih terjangkau dibandingkan dengan penanganan atau pemadaman," tegas Israr.
Seluruh pembicara dari dalam maupun luar negeri bersama-sama menekankan pentingnya kolaborasi antarpihak untuk terus melindungi lahan gambut Indonesia. Melindungi lahan gambut Indonesia berarti juga melindungi lingkungan dan iklim global.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR