Ketika sang penjaga mengirimkan, Cleopatra diserang ular berbisa yang disebutkan sebagai cara bunuh diri, seperti cerita sejarah umum dan populer lainnya. Seolah, Cleopatra pasrah dan dirundung kesedihan.
"Tapi, apakah kisah ini benar-benar masuk akal? Sepertinya tidak begitu," terang Ardizzoni. "Penjaga itu, yang tidak mengetahui isi catatan itu, hanya membutuhkan beberapa menit untuk melintasi beberapa ratus meter untuk mengirimkannya ke Oktavianus dan kembali."
Ular berbisa menyerang Cleopatra dalam satu gigitan. Ardizzoni berpendapat, satu gigitan ular berbisa rata-rata menyuntikkan lima puluh persen bisa.
Dengan kata lain, sebenarnya Cleopatra masih punya peluang tinggi untuk bertahan hidup.
"Sepenggal informasi yang cenderung membuat sebagian orang berpikir bahwa kematian Cleopatra disebabkan oleh bunuh diri dapat ditemukan di Kuil Philae (sebuah kuil untuk Dewi Isis)," ungkap Ardizzoni.
"Di dalam kuil terdapat ukiran yang menggambarkan Isis dikelilingi ular. Karena Cleopatra dianggap sebagai reinkarnasi Isis yang masih hidup, ukiran ini menunjukkan bahwa kematiannya terkait dengan ular dari kisah kematian legendaris," lanjutnya.
Ardizzoni berteori, kematian Cleopatra mungkin melibatkan Oktavianus. Sebab, dalam politiknya, Oktavianus punya strategi agar dirinya bisa menguasai wilayah barat, dan Mark Anthony di timur (Byzantium).
Untuk itu, Perang Actium diperlukan dan telah direncanakan oleh Oktavianus. "Narasi ini menunjukkan plot yang diperhitungkan oleh Oktavianus untuk melenyapkan Cleopatra dan memenuhi ambisinya untuk menguasai seluruh kerajaan," jelas Ardizzoni.
Belum lagi, Cleopatra juga membawa Caesarion, putranya dari pernikahan dengan Julius Caesar. Otomatis, putranya memiliki peluang untuk bisa menjadi kaisar Romawi.
Makanya, Oktavianus berusaha menyingkirkan mereka semua. Nahas, Caesarion dibunuh oleh pasukan Oktavianus sebelum Cleopatra tewas.
Kembali kepada kematian Cleopatra, beberapa sejarawan berpendapat bahwa yang terjadi sebenarnya adalah sang firaun dibunuh oleh pengawal Oktavianus.
Namun, bukti ini sulit divalidasi, mengingat makam Cleopatra di Alexandria belum ditemukan. Padahal, jika makamnya bisa ditemukan, autopsi mungkin bisa dilakukan oleh para ilmuwan untuk membedah misteri.
Teori lain justru mengatakan bahwa Cleopatra meninggal karena koktail beracun, bukan karena gigitan ular. Sebab, orang Mesir sudah mempelajari tentang racun yang diracik.
Kemungkinan besar, jawaban dari cepatnya kematian Cleopatra disebabkan oleh racun yang mungkin saja digunakan dalam skenario pembunuhan.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR