Sanada Yukimura, samurai terhebat di masanya
Ia dipuji di zamannya sebagai pejuang terhebat di Jepang. Sanada Yukimura berjuang dengan gagah berani melawan awal mula pemerintahan Tokugawa yang penuh gejolak atas Kekaisaran Jepang.
Pertahanan briliannya di Kastel Ueda di Nagano memastikan bahwa 40.000 pasukan Tokugawa Hidetada tidak akan tiba tepat waktu. Saat itu Hidetada datang mendukung ayahnya, Ieyasu, pada Pertempuran Sekigahara yang menentukan di tahun 1600.
Ieyasu tetap menang. Meskipun ia segera mengeklaim kendali atas seluruh Kekaisaran Jepang, Yukimura memimpin pertahanan dalam perlawanan terakhir di Pengepungan Osaka. Itu berlangsung dari tahun 1614 hingga 1615.
Yukimura bertempur dengan sangat sengit sehingga dia memaksa pasukan superior Tokugawa untuk menerima gencatan senjata setelah Kampanye Musim Dingin awal.
Ieyasu kembali beberapa bulan kemudian dengan 150.000 tentara untuk Kampanye Musim Panas. Sementara Yukimura memimpin 60.000 pasukannya dengan gagah berani, dia akhirnya kelelahan dan terbunuh.
Yasuke, budak Afrika yang menjadi samurai Kekaisaran Jepang
Yasuke adalah seorang budak Afrika yang dibawa ke Jepang pada tahun 1579 oleh misionaris Jesuit Alessandro Valignano. Tak seorang pun di Jepang pernah melihat orang kulit hitam sebelumnya. “Jadi kehadirannya cukup menimbulkan sensasi,” tambah Kanert.
Dia dipanggil untuk Oda Nobunaga, panglima perang paling kuat saat itu. Sang panglima begitu terpana dengan penampilannya. Yasuke harus menggosok kulitnya untuk membuktikan bahwa dia tidak diwarnai dengan tinta.
Nobunaga sangat terkesan dengan kekuatan dan ukuran Yasuke (tingginya sekitar 188 cm). Yasuke pun menjadi punggawa dan pengawal pribadi Nobunaga. Pada tahun 1581, Yasuke diangkat ke pangkat samurai dan ditempatkan di Kastel Azuchi, mahkota kemuliaan Nobunaga. Di sana ia makan malam dengan panglima perang dan berfungsi sebagai pembawa pedang pribadinya.
Ketika Nobunaga dikhianati oleh Akechi Mitsuhide dan dipaksa bunuh diri di Kuil Honno-ji pada tahun 1582, Yasuke ada di sana. Ia melawan pasukan Mitsuhide dan melarikan diri ke Kastel Azuchi. Ia sempat melayani putra Nobunaga sampai dia juga diserang oleh Mitsuhide dan bunuh diri.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR