Nationalgeographic.co.id—Inari adalah dewa kemakmuran dan kesuksesan dalam mitologi Jepang. Simbol Inari yang paling umum dan terkenal adalah rubah, atau kitsune. Kitsune adalah salah satu makhluk supernatural paling populer (disebut yokai) dalam cerita rakyat Jepang.
Mereka adalah roh perempuan yang menggunakan tipu muslihat dan kelicikan untuk membantu atau menyakiti manusia di sekitar mereka. Karena Inari dianggap baik hati, hanya kitsune yang membantu yang dianggap sebagai pelayan sejatinya, dan mereka bertindak sebagai pembawa pesan dan pelindung Inari. Menyakiti salah satu rubah ini merupakan penghinaan terhadap Inari.
Inari adalah dewa populer yang memiliki lebih banyak kuil yang didedikasikan untuknya. Sepertiga dari semua kuil di negara Jepang adalah kuil Inari. Hal ini sebagian besar karena banyak atribut Inari telah memberikan arti penting dewa bagi masyarakat Jepang dan membantu Inari bertahan dalam ujian waktu.
Banyak kuil yang didedikasikan untuk Inari memiliki patung rubah di gerbangnya (torii) atau di tempat lain di luar kuil, menggantikan patung singa-anjing Komainu. Dalam konteks ini, mitologi Jepang tentang Inari hampir selalu perempuan.
Selama berabad-abad, ketika masyarakat Jepang telah mengubah dan mengembangkan prioritasnya, Inari telah berubah seiring dengan budaya untuk mengambil peran baru.
Dalam beberapa abad terakhir, perubahan ini sebagian besar dibentuk oleh definisi baru tentang "kesuksesan" yang berasal dari era Meiji (1868–1912) dan kebangkitan kapitalisme sepanjang awal abad ke-20.
Karena Inari dalam mitologi Jepang menjadi menonjol di era pra-modern, ketika kepercayaan tidak seragam, para penyembah mulai memandang dewa secara berbeda dalam konteks yang berbeda. Hal ini membantu menjelaskan mengapa orang memandang Inari secara beragam sebagai laki-laki, perempuan, dan androgini.
Demikian pula, identitas Inari yang luas telah memungkinkan orang-orang dari berbagai keyakinan dan praktik untuk memeluk dewa tersebut. Termasuk umat Buddha, yang menghubungkan Inari dengan berbagai sekte dan bodhisattva.
Misalnya, dalam Buddhisme Shingon, konsep feminin ilahi, daikiniten, terhubung dengan kekuatan rubah dan dengan demikian dengan Inari, memberinya kekuatan tambahan dari Buddhisme.
Hubungan Inari dan Kesuksesan Industri
Inari sebagai dewa kemakmuran dan kesuksesan, menghasilkan daya tarik universal yang membantu menjelaskan popularitas Inari di seluruh Jepang.
Kemakmuran ini berlaku di bagian yang sama untuk pertanian dan industri, mengingat pentingnya Inari untuk pengrajin dan pandai besi selama periode Edo (1600-1868), karena selama periode ini pandai besi menjadi bagian penting dari industri Jepang dan budaya samurai.
Source | : | britannica |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR