"Untuk mengantisipasi itu, oleh karena itu kami bersama teman-teman di Dewan Kesenian dan bahkan terlibat juga teman teman di beberapa kelompok di Sulawesi tengah, menggelar satu event besar dengan tematik tadi (tentang tradisi mitigasi) sebagai ide dasar sebagai penghidupan kita di negeri ini," terang Akbar.
"Kalau dibilang kearifan lokal untuk memberi pelajaran kita melalui simbol hewan dan tumbuhan, lewat cerita seperti itu. Nah tugas kita sekarang adalah mengenali menganalisis menulis tentang itu, dan kemudian mempublikasi itu," tutur Anto.
"Kita tidak lagi sebenarnya harus berada di posisi orang yang antipati tentang literasi kebencanaan itu. Menuliskannya kemudian bukan hanya sekedar mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Yang kita harus hari ini lakukan adalah mengambil pokok-pokoknya."
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR