Nationalgeographic.co.id—Pembukaan Kekaisaran Jepang terhadap kekuatan asing pada pertengahan hingga akhir abad ke-19 membawa serta periode perubahan.
Reformasi yang tidak mudah dan berlarut-larut terjadi di kekaisaran yang terisolasi ini. Ketidakstabilan yang terjadi akhirnya memulihkan kekuasaan Kaisar Jepang.
Di sisi lain, para samurai yang berkuasa selama ratusan tahun menolak perubahan kekuasaan itu.
Tidak bisa dihindari, serentetan pemberontakan dilakukan oleh samurai. Namun mereka terus menghadapi kekalahan.
Pertempuran demi pertempuran dilakukan dan membawa mereka kepada pertempuran Shiroyama. Pertempuran ini menjadi “napas terakhir” para samurai di Kekaisaran Jepang.
Restorasi Meiji di Kekaisaran Jepang
Nilai tukar emas dan perak yang berbeda dari negara-negara lain di dunia membawa ketidakstabilan besar-besaran pada mata uang saat itu.
Ketidakstabilan ekonomi pun terjadi di Kekaisaran Jepang pada abad ke-19. Konflik politik selanjutnya antara keshogunan yang berkuasa dan militer kekaisaran semakin membuat Kekaisaran Jepang tidak stabil.
Semua itu mengakibatkan pemulihan Kaisar Jepang ke kursi kekuasaan politik.
Kaisar Meiji muda dan prajurit kekaisaran mengendalikan pemerintah, Kekaisaran Jepang melanjutkan jalannya menuju modernisasi tanpa gangguan.
Sayangnya bagi kelas samurai, reformasi itu mengakhiri status hak istimewanya yang telah berusia berabad-abad dalam struktur sosial negara.
Source | : | owlcation.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR