Setelah dasar didirikan, setiap lapisan berikutnya menjadi lebih kecil, yang memerlukan perhitungan presisi. Kemudian batu-batu luar harus dipotong untuk membuat permukaan miring yang halus untuk sisi-sisinya.
Balok-balok itu digeser ke tempatnya menggunakan batang kayu, dan kemudian tukang batu memahatnya menjadi bentuk tersebut dengan pahat tembaga. Bahkan dimungkinkan untuk melihat tanda pada beberapa balok tempat pahat perlu diasah.
Kemungkinan juga orang Mesir menggunakan metode tanjakan dan tanggul untuk memposisikan balok pada titik yang lebih tinggi di piramida. Gerombolan pekerja akan mengangkut setiap balok ke atas menggunakan kereta luncur, penggulung, dan tuas. Saat piramida tumbuh, lebih banyak pasir, batu bata, dan tanah akan ditambahkan untuk menaikkan tanggul guna menopang lereng.
Ada berbagai saran tentang konfigurasi lereng yang tepat, tetapi bukti dari penemuan arkeologi baru-baru ini menunjukkan bahwa orang Mesir Kuno memiliki pengalaman menggunakan lereng untuk memindahkan balok batu yang berat.
Faktanya, percobaan yang dilakukan pada tahun 2022 menunjukkan bagaimana sekelompok 20 pekerja dapat dengan mudah menarik balok batu kapur seberat 2 ton melintasi pasir menggunakan tali dan kereta luncur.
"Kita juga tahu persis dari mana mereka mendapatkan balok-balok ini," tulis Russel Moul di IFLScience.
Pada tahun yang sama, para peneliti menemukan bukti bahwa pada saat pembangunan piramida, cabang sungai Nil yang sekarang sudah mati dulunya lewat di dekat lokasi di Giza. Cabang sungai yang hilang ini adalah saluran vital yang memungkinkan para pekerja mengangkut balok bangunan piramida dari tambang beberapa kilometer jauhnya.
Ada juga catatan tekstual kontemporer tentang pembangunan piramida Khufu yang dicatat oleh seorang inspektur tingkat menengah bernama Merer, yang memberikan penjelasan dari mana batu itu berasal.
Menurut buku harian Merer, yang ditulis saat piramida Khufu hampir selesai, balok-balok batu kapur sedang digali dari Tura, di seberang Sungai Nil. Balok-balok ini kemudian dimuat ke perahu dan diangkut ke lokasi konstruksi dalam perjalanan yang memakan waktu antara dua hingga tiga hari untuk menyelesaikannya.
Dokumen ini sangat berpengaruh dalam mengonfirmasi beberapa kecurigaan yang sudah lama ada, kata Nicky Nielsen, Dosen Senior Egyptology di University of Manchester.
"Tidak ada yang lebih baik dari itu, kau tahu?" kata Nielsen kepada IFLScience. Papirus Merer adalah "hal terdekat yang kita dapatkan dari senjata api tentang bagaimana piramida dibangun."
Siapa yang membangun piramida dan bagaimana mereka tahu caranya?
Kobarkan Semangat Eksplorasi, National Geographic Apparel Stores Resmi Dibuka di Indonesia
Source | : | IFLScience.com |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR