Setelah tugas mereka selesai, mereka bunuh diri seperti yang dipersyaratkan oleh kode bushido. Tindakan mereka, meskipun secara teknis ilegal, dianggap sebagai lambang kesetiaan dan pelayanan kepada tuannya.
Ronin Sering Memberontak Melawan Otoritas
Ada banyak contoh kelompok ronin mengangkat senjata melawan keshogunan dan otoritas lainnya. Kasus yang paling terkenal adalah 47 Ronin atau disebut sebagai Insiden Ako.
47 Ronin adalah sekelompok samurai tak bertuan yang membalas kematian daimyo mereka pada tahun 1703, membunuh seorang pejabat pengadilan bernama Kira Yoshinaka. Tindakan kesetiaan dan balas dendam samurai ini kemudian diubah menjadi drama dan film populer.
Contoh terkenal lainnya adalah Pemberontakan Keian tahun 1651. Sekelompok ronin berencana memaksa Keshogunan Tokugawa di Jepang untuk memperlakukan ronin dengan lebih hormat.
Kudeta militer ini melibatkan pembakaran di kota Edo dan penggerebekan kastil Edo. Meskipun pada akhirnya gagal, hal itu mendorong keshogunan untuk melonggarkan pembatasan terhadap ronin dan, sebagai tambahan, terhadap semua samurai.
Beberapa Samurai Ingin Menjadi Ronin
Meskipun menjadi ronin sering dipandang rendah, beberapa samurai menginginkan gaya hidup ini. Para samurai percaya bahwa mereka dapat hidup lebih bebas dan terhormat tanpa terikat oleh Kode Bushido yang telah direvisi.
Selama abad ke-19, gerakan ronin menjadi daya tarik bagi para samurai yang sedang berjuang. Kediktatoran Tokugawa selama 260 tahun hampir berakhir. Banyak yang ingin menyingkirkan Jepang dari orang Barat dan mengembalikan keluarga kekaisaran sebagai penguasa negara yang sah.
Dalam pergantian peristiwa, samurai rela meninggalkan tuannya untuk menjadi ronin. Dipercayai bahwa para ronin ini mengilhami Restorasi Meiji, saat Keshogunan Tokugawa (pemerintahan militer) dihancurkan. Peristiwa ini mengakhiri periode Edo pada tahun 1867.
Seorang Ronin Menciptakan Haiku Zaman Modern
Selama periode Edo, bentuk puisi independen baru muncul dari gaya renga. Gaya puisi yang disebut hokku ini dipopulerkan oleh seorang ronin bernama Matsuo Basho. Puisinya berbeda dari puisi tradisional Jepang. Dia tidak menyukai gaya saat ini yang dikenal sebagai haikai dan renga.
Source | : | listverse,thought.co |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR