Nationalgeographic.co.id—Minamoto Yoshitsune adalah samurai Kekaisaran Jepang yang meraih banyak kemenangan militer. Perjuangannya itu yang membantu saudara tirinya, Yoritomo, menguasai Jepang. Dia mungkin adalah tokoh sejarah Jepang paling populer pada masa itu.
Berkat perjuangannya, sang kakak akhirnya dikenal sebagai pendiri bakufu atau shogun di Kekaisaran Jepang. Shogun adalah sebuah sistem di mana penguasa feodal memerintah Kekaisaran Jepang selama 700 tahun. Berkat sistem ini, samurai berkuasa di Kekaisaran Jepang selama 700 tahun dan menghilang di Era Meiji.
Yoshitsune adalah seorang komandan militer Klan Minamoto. Ia berperang melawan Klan Taira di tahun-tahun terakhir periode Heian dan tahun-tahun awal periode Kamakura. Kisah hidup dan perjuangannya menginspirasi. Ia bahkan muncul di beberapa buku seperti Azumakagami, The Tale of Heiji, The Genpei Seisuiki, dan The Gikeiki.
“Sebagai samurai, ia kerap digambarkan sebagai ahli taktik yang hebat atau ahli militer pemberani,” tulis Amy Tikkanen di laman Britannica.
Masa muda Yoshitsune di Kekaisaran Jepang
Minamoto Yoshitsune (bernama Ushiwakamaru saat lahir) lahir sebagai putra ke-9 dari Minamoto Yoshitomo dan Tokiwagozen.
Yoshitomo adalah seorang samurai yang menjadi kepala Klan Minamoto. Ia bertarung dengan Taira no Kiyomori dalam Pemberontakan Hogen pada tahun 1156. Setelah Pemberontakan, Klan Minamoto dan Klan Taira mulai berkonflik.
Yoshitomo berperang melawan Taira no Kiyomori dan kalah dalam Pemberontakan Heiji pada tahun 1159. Setelah Yoshitomo kalah, dia melarikan diri ke Provinsi tetapi dibunuh oleh Osada Tadamune pada tahun 1160.
Yoshitsune (kemudian bernama Ushiwakamaru) melarikan diri bersama ibunya Tokiwagozen ke Provinsi Yamato pada tahun 1160. Saat itu ia baru berusia 2 tahun.
Seperti samurai muda pada umumnya, Yoshitsune yang berusia 10 tahun ditempatkan dalam perawatan para biksu Kuil Kurama. Ia mengubah namanya, Ushiwakamaru menjadi Shanao.
Pada hari-harinya di Kuil Kurama, samurai muda itu dilatih oleh Tengu (anjing langit), makhluk mitologi Jepang.
Pada usia 15 tahun, dia merayakan Genpuku, upacara kedewasaan Jepang di Provinsi Owari dan kemudian pindah ke Hiraizumi, Provinsi Mutsu. Di tempat barunya, Yoshitsune mengunjungi Fujiwara no Hidehira.
Source | : | britannica |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR