Nationalgeographic.co.id—Laba-laba adalah salah satu spesies yang sangat menarik di dunia hewan. Selain bisa membuat jaring yang memukau di dunia hewan, laba-laba juga memiliki 8 kaki yang sangat aneh yang berakar dari sekitar 500 juta tahun yang lalu.
Sepertinya memang tidak ada jumlah kaki yang ideal di dunia hewan. Manusia memiliki dua, anjing memiliki empat, serangga memiliki enam dan kaki seribu dapat memiliki lebih dari 1.000. Jadi apa yang membuat laba-laba puas dengan delapan kaki?
"Saya pikir jawaban terbaik dan jawaban paling sederhana adalah bahwa laba-laba memiliki delapan kaki karena orang tua mereka memilikinya," kata Thomas Hegna, asisten profesor paleontologi invertebrata di State University of New York di Fredonia, kepada Live Science.
"Tapi kemudian itu menjadi semacam kemunduran, dan di suatu tempat semua ini harus dimulai."
Untuk melihat akar dari garis keturunan Chelicerata, kelompok artropoda yang termasuk laba-laba, kita harus kembali ke Periode Kambrium tengah. Kita bisa mengikuti suksesi induk laba-laba dengan delapan kaki sekitar 500 juta tahun yang lalu.
Untuk memahaminya, kita harus melangkah lebih jauh ke belakang. Sekitar 541 juta tahun yang lalu, kita dapat menemukan lobopoda yang hidup di lautan. Lobopoda adalah nenek moyang semua artropoda.
Nama "lobopod" tidak mengacu pada satu spesies melainkan berbagai macam spesies dengan tubuh yang agak sederhana. Pada dasarnya, mereka adalah makhluk mirip cacing dengan tubuh tersegmentasi.
Setiap segmen menampilkan sepasang kaki pendek dan gemuk yang kira-kira identik, dan pola ini berlanjut di sepanjang tubuh mereka.
Saat lobopoda berevolusi, mereka mulai mengkhususkan kaki dan segmen tubuh yang menyatu. Chelicerata awal tampaknya telah menyatukan segmen tubuh kecil mereka menjadi dua bagian besar, yaitu kepala dan perut.
Para ilmuwan tidak yakin mengapa, tetapi kepala mempertahankan kaki, dan perut kehilangan kaki.
Pada saat laba-laba muncul 315 juta tahun yang lalu, mereka mewarisi bentuk tubuh yang kemungkinan sudah berusia 150 juta tahun.
Jika ada, tidak jelas tekanan lingkungan mana yang menyebabkan Chelicerata menetap dengan bentuk kaki delapan mereka. Namun, kita mungkin dapat mengetahui dari mana kaki mereka berasal – dan itu aneh.
"Kaki itu sebenarnya adalah bagian dari mulut mereka," kata Nipam Patel, kepada Live Science.
Patel adalah ahli biologi perkembangan dan direktur Laboratorium Biologi Kelautan, yang berafiliasi dengan University of Chicago.
Karena laba-laba, serangga, krustasea, dan kaki seribu semuanya berevolusi dari nenek moyang yang kemungkinan besar memiliki tubuh tersegmentasi. Mereka memiliki seperangkat pelengkap di setiap segmen.
Spesies-spesies ini adalah variasi yang termodifikasi dari bentuk dasar itu, menurut Patel.
Ia menambahkan, semua pelengkap arthropoda - termasuk kaki, antena, dan bahkan mandibula (rahang) - dapat ditelusuri kembali ke pelengkap lobopod yang pendek.
Sebagai contoh udang mantis. Ia berenang dengan sekumpulan kaki kecil di perut yang tersegmentasi.
Pada cephalothorax (kepala dan dada yang menyatu) terdapat kaki berjalannya, dan kemudian di dekat mulutnya terdapat pelengkap kecil.
Perangkat itu tidak hanya membentuk rahangnya, tetapi juga menyapu makanan ke dalam mulutnya untuk membantunya makan.
Bandingkan dengan serangga, yang perutnya tidak memiliki pelengkap. Tetapi ia memiliki enam kaki di dadanya, sedangkan kepala dan mulutnya pada dasarnya terbentuk seperti udang mantis.
Lalu, juga ada laba-laba di dunia hewan. "Jika Anda melihat embrio laba-laba, itu terlihat persis seperti embrio serangga," kata Patel.
"Kecuali ia hanya menumbuhkan kaki di kepalanya. Tapi alih-alih menggunakannya sebagai alat mulut, ia menggunakannya untuk berjalan."
Alasan laba-laba berjalan dengan pelengkap dari wajah mereka kembali ke lobopoda dan rancangan tubuh Chelicerata yang asli.
Sementara arthropoda modern dimanjakan dengan pelengkap khusus, lobopoda adalah makhluk mirip cacing dengan banyak rangkaian pelengkap yang hampir sama.
"Awalnya, semua kakinya sama," kata Heather Bruce, rekan peneliti di Laboratorium Biologi Kelautan, kepada Live Science.
"Tapi kemudian pelengkap pertama dibedakan menjadi pelengkap sensorik, seperti untuk merasakan dan mengambil makanan."
Sejak saat itu, nenek moyang laba-laba Chelicerata mulai menyimpang dari kelompok lain.
Pada nenek moyang serangga dan krustasea, bagian depan lobopod yang berfungsi ganda kehilangan kemampuan menangkap dan memberi makan. Kemudian bagian tersebut menjadi struktur sensorik khusus yang disebut antena.
Tapi untuk Chelicerata, pelengkap yang sama itu kehilangan kemampuan sensoriknya dan menjadi taring.
Sementara itu, pasangan kaki kedua Chelicerata berevolusi menjadi satu set pelengkap pencengkram yang disebut pedipalps. Sedangkan empat pasang kaki berikutnya tetap berperan sebagai kaki yang digunakan untuk berjalan, dan semua pelengkap setelah itu hilang.
"(Tidak semuanya) Spinneret berevolusi dari kaki laba-laba," kata Bruce. Spinneret adalah organ pemintal sutra dari laba-laba atau larva serangga.
"Ada fosil-fosil yang sangat keren dalam damar dari spesies yang tampaknya merupakan nenek moyang laba-laba dan kalajengking," ia menambahkan.
"Sehingga memiliki beberapa sifat perantara di antara keduanya. Dan pada fosil itu, ada kaki yang sangat jelas menggantung di perut."
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR