Sang ibu tampaknya berasal dari dataran rendah Amazon, sedangkan putrinya dibesarkan di dataran tinggi atau pesisir Andes.
Kurangnya bukti hubungan biologis menunjukkan, bahwa para pelayan tiba di Machu Picchu sebagai individu dan bukan sebagai komunitas atau keluarga besar, demikian kesimpulan para peneliti.
Ken-ichi Shinoda, seorang antropolog mengatakan kepada Live Science, penting untuk mengetahui bahwa Machu Picchu adalah kota penting pada saat itu.
"Itu tidak mengherankan jika orang-orang dari berbagai wilayah Andes berkumpul di sini," kata Shinoda yang juga direktur Museum Nasional Alam dan Sains Jepang yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Shinoda dan timnya sebelumnya menganalisis DNA kuno dari kerangka di situs permakaman non-elite di sekitar Machu Picchu dan menemukan keragaman genetik yang jauh lebih sedikit.
Kerangka dalam studi baru, yang telah digali, dibawa ke University of Yale pada tahun 1912. Kerangka itulah yang kemudian menjadi subjek klaim repatriasi sampai semuanya dikembalikan ke Peru pada tahun 2012.
Sebelumnya, "Saya tidak dapat menganalisisnya," kata Shinoda. "Sekarang ini menjadi mungkin, saya senang bahwa penemuan baru telah dibuat."
Source | : | Live Science,Science Advances |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR