Nationalgeographic.co.id—Matsunaga Hisahide adalah samurai Kekaisaran Jepang dari Sengoku Jidai. Ia memegang kekuasaan di Kyoto dan Provinsi Yamato.
Matsunaga adalah seorang perencana hebat dan dikenang karena pembunuhan shogun, Ashikaga Yoshiteru. Ia juga terlibat dalam penghancuran Kuil Todaiji dan pengkhianatannya terhadap Oda Nobunaga.
Sepak terjangnya di era Sengoku membuatnya ia dipandang sebagai penjahat sepanjang sejarah Kekaisaran Jepang. Namun, anggapan itu rupanya tidak pas. Ada beberapa kesalahpahaman yang membuatnya dianggap sebagai samurai kejam. Pada kenyataannya, Matsunaga Hisahide tidak berbeda dengan samurai lain yang hidup di era Sengoku.
Kehidupan Matsunaga Hisahide sebagai samurai di Kekaisaran Jepang
Matsunaga Hisahide (1510-1577) adalah sosok yang sedikit misterius. Masa kecil dan tahun-tahun awalnya tidak diketahui.
Ia lahir pada tahun 1508 dan memiliki garis keturunan yang sama dengan Klan Fujiwara. Klan Fujiwara mendominasi politik Kekaisaran Jepang selama periode Heian (794 hingga 1185).
Selama bertahun-tahun, Matsunaga mendapatkan reputasi dalam sejarah Kekaisaran Jepang sebagai perencana dan bajingan.
Ia digambarkan sebagai orang tua yang keriput dan licik. “Faktanya, ia adalah seorang pria jangkung, rupawan, dan terpelajar yang merupakan pelindung seni,” tulis Kristine Ohkubo di laman Japan Up Magazine.
Matsunaga menikah dengan putri Miyoshi Nagayoshi dan menjabat sebagai pengikut Klan Miyoshi pada tahun 1540-an. Namun Matsunaga akhirnya berbalik melawan tuannya.
Ada desas-desus bahwa dia meracuni putra dan pewaris Miyoshi, Yoshioki. Tiga saudara laki-laki Miyoshi juga meninggal secara misterius antara tahun 1561 dan 1564.
Kejadian itu membuat putra angkat Miyoshi, Yoshitsugu, memerintah pada tahun 1564. Sayangnya, anak laki-laki itu baru berusia 15 tahun dan terlalu muda untuk mengambil peran sebagai pemimpin Klan Miyoshi. Tanggung jawab ini dipikul oleh tiga wali anak laki-laki itu, Miyoshi Nagayuki, Miyoshi Masayasu, dan Iwanari Tomomichi.
Pada 1566, pertempuran terjadi antara Matsunaga dan Klan Miyoshi. Selama konflik, Matsunaga dikenal karena membakar Aula Buddha Agung Todai-ji, sebuah kuil Buddha di Nara.
Berulang kali mengkhianati Oda Nobunaga
Pada tahun 1568, setelah Oda Nobunaga merebut Kyoto, Matsunaga memutuskan untuk bersekutu dengannya. Sebagai gantinya, dia diizinkan untuk mempertahankan tanahnya di Yamato.
Namun, pada tahun 1573, dia bergabung dengan Miyoshi Yoshitsugu dan mulai bersekongkol melawan Oda. Ini terbukti menjadi usaha yang gagal dan Matsunaga berpaling ke Oda sekali lagi. Ia membantunya menghancurkan Yoshitsugu dan sisa anggota Klan Miyoshi.
Pada tahun 1576, ketika Oda Nobunaga menyerang Ishiyama Hongan-ji, Matsunaga juga terlibat dalam pengepungan tersebut. Ishiyama Hongan-ji adalah benteng milik Ikko-ikki. Ikko-ikko adalah liga biksu prajurit dan rakyat jelata yang menentang kekuasaan samurai selama periode Sengoku.
Pengepungan Hongan-ji berlangsung selama 11 tahun, menjadikannya pengepungan terpanjang dalam sejarah Kekaisaran Jepang.
Tidak lama kemudian Matsunaga memberontak melawan Oda lagi. Pada tahun 1577, dia dan putranya Hisamichi, meninggalkan posisi mereka selama Pengepungan Ishiyama Hongan-ji. Keduanya kembali ke Yamato. Mereka berharap daimyo lain akan mengikuti, tetapi ternyata tidak demikian.
Oda Nobunaga yang marah mengepung Matsunaga di Kastel Shigisan dan menuntut kepalanya. Seorang penggemar teh, Oda juga mencari perlengkapan minum teh yang sangat berharga yang dimiliki oleh Matsunaga, Hiragumo. Hiragumo adalah teko teh yang bentuknya menyerupai laba-laba pipih.
Oda bahkan menawarkan Matsunaga untuk menyerah dengan sukarela. Syarat yang diajukan Oda adalah agar Matsunaga akan menyerahkan Hiragumo.
Tapi Matsunaga menghancurkan Hiragumo berkeping-keping sebelum melakukan seppuku. Dia juga memerintahkan agar kepalanya dihancurkan untuk mencegahnya menjadi piala. Putranya, Kojiro, tampaknya melompat dari tembok kastel dengan kepala ayahnya di lengannya dan menusukkan pedangnya ke tenggorokannya sendiri.
Teori lain tentang kematian Matsunaga adalah dia bunuh diri dan memerintahkan agar kepalanya dihancurkan bersama dengan Hiragumo. Kastel Shigisan terbakar dan pengepungan hanya berlangsung selama 10 hari.
Orang-orang di Kyoto rupanya merayakan kematian Matsunaga dengan minum sake selama 3 hari. “Sebuah makam adalah satu-satunya yang tersisa dari Matsunaga Hisahide,” tambah Ohkubo. Makam itu terletak di Daruma-ji Kuil, Oji-cho, Nara.
Apakah Matsunaga Hisahide layak mendapatkan predikit samurai dan penjahat di era Sengoku?
Matsunaga dikenal karena beberapa pembunuhan. Namun, tidak ada pernyataan yang keluar dari mulut Matsunaga perihal pembunuhan itu. Memang benar, ia menjadi orang terkuat di Klan Miyoshi setelah kematian beberapa ahli warisnya. Fakta itu membuat sebagian orang percaya bahwa ia telah melakukan pembunuhan.
Mengutip dari laman The Sengoku Archive, kematian-kematian itu disebabkan oleh cedera fatal akibat jatuh dari kuda dan sakit.
Jika Matsunaga memang benar melakukan pembunuhan, maka Oda Nobunaga pun melakukan hal yang sama. Alih-alih mendapatkan predikat pembunuh, Oda Nobunaga justru dikenal sebagai pemersatu Kekaisaran Jepang.
Oda Nobunaga memerintahkan kematian adik laki-lakinya, Nobuyuki, untuk menguasai Klan Oda setelah kematian ayah mereka. Anggota keluarga saling membunuh dan orang-orang mengkhianati tuan mereka. Saling memanfaatkan untuk mendapatkan lebih banyak kekuatan bukanlah hal yang tidak biasa. Jadi kenapa Matsunaga difitnah karena melakukan apa yang kebanyakan orang lakukan pada zaman ini?
Sebenarnya, Matsunaga Hisahide dikatakan sebagai samurai rupawan yang menjadi pelindung seni dan pencinta upacara minum teh. Sayangnya, sejarawan dan bahkan referensi budaya pop masih menggambarkannya sebagai penjahat.
Matsunaga adalah salah satu dari sekian banyak yang mengambil bagian dalam fenomena yang dikenal sebagai gekokujo. Gekokujo adalah seseorang dari posisi yang lebih rendah menggulingkan seseorang dari posisi yang lebih tinggi. Penggulingan dilakukan dengan menggunakan kekuatan militer atau politik untuk merebut kekuasaan.
Alih-alih sebagai penjahat, Matsunaga Hisahide lebih tepat disebut sebagai pelopor gekokujo di era Sengoku.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR