Itu hanya menjadi bab pembuka dalam cerita yang sangat panjang. Sejarah Perang Salib akan bergulir hingga hampir 2 abad setelahnya, dengan tekanan dari Peradaban Islam yang akan merebut kembali Tanah Suci Yerusalem.
Di sisi lain, Kristen Eropa di Timur Tengah juga terdesak karena hubungan yang memburuk dengan Kekaisaran Bizantium. Para pemimpin Kristen Eropa merasa bahwa Alexios tidak berbuat banyak untuk membantu Pasukan Salib.
Untuk mempertahankan sejarah Perang Salib Pertama, dibentuk empat Kerajaan Pasukan Salib, yang secara kolektif dikenal sebagai Timur Latin. Kerajaan itu adalah Kerajaan Yerusalem, Edessa, Tripoli, dan Kepangeranan Antiokhia.
Monarki dan Pemerintahan
Kerajaan Yerusalem adalah yang paling penting dari Kerajaan-Kerajaan Pasukan Salib. Kerajaan Yerusalem mengendalikan jalur sempit tanah pesisir dari Jaffa di selatan hingga Beirut di utara.
Wilayah kekuasaan di bawah kendali Kerajaan Yerusalem antara lain Acre, Tirus, Nablus, Sidon, dan Kaisarea. Selain itu, ada Siprus, pangkalan Kristen yang berguna bagi kapal-kapal barat untuk berhenti dan memasok.
Raja Yerusalem dapat meminta bantuan militer dari Kerajaan-Kerajaan Pasukan Salib lainnya, tetapi mereka tidak diwajibkan untuk memberikannya dan sering kali tidak meberikan.
Raja memang mendapat bantuan dari ordo militer seperti Ksatria Templar dan Ksatria Hospitaller. Kemudian biarawan ksatria spesialis yang merupakan pejuang paling terlatih di Levant. Mereka diberi izin dan kastel yang sangat penting untuk dijaga.
Namun, ordo tersebut hanya tunduk pada diri mereka sendiri, dan terkadang mereka dapat bertindak bertentangan dengan rencana raja.
Kurangnya persatuan politik antara kerajaan-kerajaan Pasukan Salib dan tidak adanya satu kekuatan tempur yang kohesif, pada akhirnya akan berkontribusi besar pada kejatuhan mereka.
Godfrey of Bouillon, dijadikan raja pertama Yerusalem dan diberi komando garnisun kecil di kota (sekitar 300 kesatria dan 2.000 infanteri).
Sanggup Serap Ratusan Juta Ton CO2, Terobosan Ini Diklaim Cocok Diterapkan di Indonesia
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR