Nationalgeographic.co.id—Ninja adalah salah satu tokoh paling menarik dalam sejarah Jepang. Kisahnya banyak diselimuti misteri dan mitos. Seringkali, ninja dianggap tidak terhormat dibanding samurai Kekaisaran Jepang. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi?
Keahlian ninja beragam. Mereka dilatih di berbagai bidang. Bukan hanya pejuang yang terampil, tetapi juga ahli dalam penyamaran, infiltrasi, dan sabotase. Namun dengan tugas yang dilakukannya itu, mereka sering dianggap tidak terhormat dibandingkan samurai tradisional Kekaisaran Jepang.
Pasalnya, sebagian besar aspek ninja disebut sebagai penghinaan terhadap samurai. Di mana samurai adalah warga kelas atas dan ninja sebagian besar terdiri dari warga kelas bawah.
Samurai bertempur dengan gagah berani dalam pertempuran dan mengikuti bushisdo (jalan prajurit), yang merupakan kode kehormatan dan cita-cita yang harus dijunjung tinggi oleh samurai. Sebaliknya, metode ninja melawan bushido hampir dalam segala hal.
Asal Usul Ninja
Asal usul ninja dalam sejarah Jepang dapat ditelusuri kembali ke masa awal era feodal Jepang, pada abad ke-14. Pada saat itu, Jepang berada dalam keadaan perang terus-menerus, dan berbagai klan samurai bersaing memperebutkan kekuasaan.
Dalam lingkungan yang kacau seperti itu, operasi rahasia menjadi bagian penting dari peperangan. Di sinilah peran ninja. Mereka awalnya dipekerjakan oleh panglima perang dan samurai yang kuat untuk mengumpulkan intelijen, melakukan spionase, dan membunuh musuh mereka.
Untuk menjalankan misi mereka dengan sukses, ninja harus dapat bergerak secara diam-diam dan cepat, menggunakan berbagai senjata dan alat, dan berbaur dengan lingkungan mereka. Mereka sering digunakan untuk memata-matai wilayah musuh dan mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk merencanakan serangan.
Mereka sering digambarkan dalam budaya pop sebagai pembunuh berbaju hitam, terampil dalam seni bela diri dengan sembunyi-sembunyi, mampu memanjat tembok dan bergerak tanpa suara. Namun, kebenaran tentang ninja jauh lebih kompleks daripada yang disarankan oleh penggambaran populer ini
Berlawanan dengan kepercayaan populer, ninja tidak selalu memakai pakaian hitam. Bahkan, mereka sering memakai penyamaran untuk berbaur dengan lingkungannya.
Dalam sejarah Jepang, Ninja dikenal karena kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan dan menggunakan apapun yang tersedia bagi mereka. Misalnya, seorang ninja berpakaian seperti petani bahkan biksu, atau tergantung situasinya.
Ninja juga terampil menggunakan berbagai senjata, termasuk shuriken, pisau lempar, dan pedang.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR