Nationalgeographic.co.id—Selama ribuan tahun, manusia telah menjinakkan atau membiakkan spesies seperti anjing dan kuda dari dunia hewan. Tujuannya untuk meningkatkan keramahan, mengurangi agresi dan meningkatkan kerja sama.
Manusia bahkan menjinakkan kucing yang merupakan spesies yang sangat soliter di dunia hewan. Kucing awalnya didomestikasi untuk mengendalikan hama seperti tikus, hingga kemudian menjadi peliharaan rekreasi yang lucu.
Akan tetapi, beberapa spesies lain di dunia hewan sepertinya hampir tidak mungkin atau sangat sulit untuk dijinakkan. Namun, beberapa spesies di dunia hewan mungkin dapat mendomestikasi diri mereka sendiri seperti temuan baru-baru ini.
Para ilmuwan menemukan, bahwa gajah liar Afrika sepertinya telah menjinakkan diri mereka sendiri. Beberapa perilaku spesies yang dijinakkan teridentifikasi dalam kelompok gajah liar di Afrika.
Gajah liar Afrika bermain, membantu anggota spesies mereka yang sakit, dan mengasuh anak satu sama lain. Hal itu menunjukkan bahwa mereka menjinakkan diri sendiri.
Gajah liar mungkin telah menjinakkan dirinya sendiri, sebuah proses yang sebelumnya hanya dapat diidentifikasi pada bonobo dan manusia, sebuah studi baru menunjukkan.
Beberapa ilmuwan berpendapat, bahwa fenomena serupa yang disebut domestikasi sendiri telah memberi manusia dan bonobo (Pan paniscus) ciri-ciri yang biasa ditemukan pada hewan peliharaan.
Selama domestikasi sendiri, individu yang kurang agresif dan lebih kooperatif lebih mungkin berhasil membiakkan dan mewariskan gen mereka.
Namun, para ahli mengatakan kepada Live Science bahwa gagasan mendasar tentang "domestikasi sendiri" tidak benar-benar berlaku.
Dalam studi baru, Limor Raviv dan rekan-rekannya menyatakan bahwa gajah juga telah menjinakkan dirinya sendiri. Mereka adalah ilmuwan yang mempelajari evolusi bahasa di Max Planck Institute for Psycholinguistics di Belanda.
Temuan ini dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences belum lama ini. Jurnal itu diterbitkan dengan judul "Elephants as an animal model for self-domestication."
Source | : | Live Science,PNAS |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR