Konsekuensi Kutukan Apollo pada Cassandra dari Troy
Kutukan Apollo menimbulkan konsekuensi yang mengerikan tidak hanya bagi Cassandra, tetapi juga pada seluruh Troya.
Dalam mitologi Yunani, ada kisah saat saudara laki-lakinya lahir, Cassandra meramalkan dia akan menyebabkan kehancuran Troya. Saudara laki-lakinya itu diberi nama Paris.
Cassandra memperingatkan keluarganya dan mendesak mereka untuk membunuh bayi itu. Karena kutukan Apollo, tidak ada yang mempercayai Cassandra.
Tapi, sebelum Paris lahir, ibunya bermimpi. Dalam mimpinya, Hecuba melahirkan api. Dari api itu, muncul banyak ular. Aesacus, salah satu saudara tiri Cassandra, mampu menafsirkan mimpi tersebut.
Aesacus mengatakan hal yang sama persis dengan Cassandra, bahwa Paris akan menyebabkan jatuhnya Troya. Rakyat mempercayai Aesacus. Tapi Paris selamat dari cobaan dan menjadi seorang gembala.
Akhirnya, Cassandra-lah yang mengenali Paris ketika ia dewasa. Hal tersebut memungkinkannya kembali ke istana kerajaan di Troya dan diakui oleh Priam sebagai putranya. Hal ini agak ironis. Pasalnya, Cassandra yang menganjurkan agar Paris dibunuh saat masih bayi. Di sisi lain, ia juga yang membawa Paris kembali ke istana.
Cassandra memiliki kesempatan kedua untuk mencegah Troya dihancurkan. Ketika Paris hendak berlayar ke Sparta, Cassandra mendesaknya untuk tidak pergi. Ia meramalkan bahwa Paris akan membawa kembali kematian dan kehancuran. Seperti sebelumnya, tidak ada yang mengindahkan ramalan Cassandra.
Paris pergi ke Sparta dengan tujuan membawa pulang Helen. Helen terkenal sebagai wanita tercantik di dunia, tetapi juga istri Menelaus, Raja Sparta.
Paris berhasil membawa Helen ke Troya dan disambut dengan gembira oleh rakyat. Namun, hal itulah yang menjadi penyebab perang panjang antara Troya dan Sparta. Ramalan Cassandra pun terbukti.
Cassandra meramalkan Perang Troya dalam mitologi Yunani
Pada waktunya, orang Yunani tiba untuk bertempur di bawah tembok Troya selama 10 tahun. Odysseus menemukan tipu muslihat Kuda Troya dan memberikan kemenangan bagi orang Yunani.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR