Raksasa itu menyukai orang-orang Yunani yang bepergian dan menjebak mereka di guanya. Polyphemos dengan cepat memakan dua orang sebagai hidangan pembuka. Melihat gawatnya situasi, Odysseus segera menyusun rencana licik untuk melarikan diri.
Ia menjebak Polyphemos dengan anggur sampai mabuk. Kemudian Odysseus memerintahkan anak buahnya untuk mengubah tongkat kayu zaitun Polyphemos menjadi paku. Tongkat itu digunakan untuk melukai mata Cyclops saat ia tidur.
Karena tidak dapat melihat dan murka, Polyphemos mencoba menangkap Odysseus dan anak buahnya. Sang Cyclops berusaha mencari mereka di antara para dombanya. Odysseus menginstruksikan anak buahnya untuk mengikat diri ke perut domba agar bisa melarikan diri dan melanjutkan perjalanan.
Seakan ia belum cukup mendapatkan kutukan, Cyclops pun turut mengutuk Odysseus. Ia meramalkan hilangnya anak buahnya, perjalanan pulang yang melelahkan, dan bencana ketika dia akhirnya tiba di Ithaca.
Dengan bantuan ayahnya, Polyphemos memastikan bahwa akan terjadi badai besar. Polyphemos juga memastikan bahwa sang pahlawan akan menjalani 10 tahun perjalanan pulang ke Ithaca.
Petualangan selanjutnya menyusul. Diantaranya adalah singgah di Aiolia di mana dewa angin, Aiolos, memberi Odysseus sebuah botol. Botol itu berisi semua angin kecuali angin yang akan membawanya pulang.
Sayangnya, beberapa kru membiarkan rasa ingin tahu menguasai mereka dan, di depan Ithaca, mereka membuka botol.
Akibatnya, angin berlawanan lolos dan kapal Odysseus yang terombang-ambing oleh badai. “Angin itu membawa mereka kembali ke Aiolia,” tambah Cartwright.
Mereka melanjutkan perjalanan dan singgah di Laistrygonia. Di tempat itu, penduduk raksasa setempat menyerang dan membunuh kru Odysseus.
Odiseus Kembali ke Ithaca
Setelah 10 tahun berlalu, Odysseus telah dilupakan oleh rakyatnya. Di Ithaca, hanya istrinya yang tetap setia dengan raja yang telah lama dirindukan itu. Dianggap sudah lama meninggal, banyak pelamar yang mendatangi Penelope dan 108 calon raja tinggal di istananya.
Penelope terus-menerus menunda keputusan untuk menikah kembali dan berharap suaminya masih hidup di suatu tempat.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR