Nationalgeographic.co.id—Mitologi Yunani penuh dengan monster mengerikan. Meskipun sulit untuk memilih monster Yunani yang terburuk atau paling mengerikan, Typhon dan Echidna adalah kandidat yang kuat. Keduanya adalah pasangan monster yang bertanggung jawab melahirkan sejumlah besar monster lainnya dalam mitologi Yunani.
Asal-usul kelahiran Typhon dalam mitologi Yunani
Ada beberapa cerita asal muasal Typhon, tapi semuanya merupakan variasi pada satu tema: wanita yang marah pada Zeus. Typhon biasanya digambarkan sebagai senjata melawan Zeus. Namun banyak kisah tentang siapa yang melahirkan Typhon dalam mitologi Yunani.
“Typhon paling sering digambarkan sebagai putra bungsu Gaia,” tulis Robbie Mitchell di laman Ancient Origins.
Dalam Theogony karya Hesiod, disebutkan Typhon adalah putra Gaia (Bumi) dan Tartarus (pada dasarnya neraka Yunani).
Apollodorus, dari abad ke-1 Masehi, menyempurnakan mitos tersebut. Dia menambahkan bahwa Gaia melahirkan Typhon karena dia marah pada Zeus karena menghancurkan para raksasa, anak tertua Gaia. Versi lain dari mitos ini menyebutkan bahwa Gaia mengandung Typhon sendiri, tanpa bantuan dari Tartarus.
Himne Homer untuk Apollo menyatakan bahwa Hera, istri Zeus, adalah ibu dari Typhon. Dalam versi ini, Hera marah pada Zeus karena melahirkan Athena sendirian. Hera berdoa kepada para Titan, Gaia dan Uranus, agar bisa mendapatkan keturunan. Maka lahirlah Typhon.
Hera kemudian memberikan bayi Typhon kepada monster ular Python untuk dibesarkan.
Kisah kelahiran Echidna dalam mitologi Yunani
Kisah tentang asal-usul Echidna juga cenderung berubah dari penulis ke penulis. Menurut Hesiod, Echidna dilahirkan dari “dia”. Para ahli percaya bahwa “dia” ini adalah dewi laut Ceto.
“Dia” bisa jadi adalah seorang Oceanid bernama Callirhoe, dalam hal ini ayahnya adalah Chrysaor, putra Medusa.
Ada juga yang menggambarkan Echidna digambarkan sebagai putri Oceanid Styx (dewi sungai Styx). Dia juga digambarkan sebagai putri Tartarus dan Gaia, seperti Typhon.
Berbeda dengan pasangannya, asal-usul Echidna tidak terlalu penting. Dibandingkan dengan pasangannya yang lebih kuat, dia hanyalah monster biasa dalam mitologi Yunani.
Typhon dan Echidna: bukti bahwa cinta itu buta dalam mitologi Yunani
Rupanya, dalam kasus Echidna dan Typhon, kecantikan itu relatif. Hesiod menggambarkan Typhon bersatu dalam cinta dengan Echidna. Tidak ada versi mengenai bagaimana kehidupan keduanya sebagai pasangan. Kisah-kisah dalam mitologi Yunani langsung menceritakan bahwa mereka menghasilkan monster-monster yang mengerikan.
Anak-anak Typhon dan Echidna turut memeriahkan kisah-kisah kepahlawanan dalam mitologi Yunani.
Keturunan mereka termasuk dalam mitos paling umum yang memicu mimpi buruk anak-anak. Seiring berjalannya waktu, penulis Yunani terus menghubungkan semakin banyak monster dengan pasangan Typhon dan Echidna.
Theogony karya Hesiod menjadi dasar representasi sebagian besar penulis Yunani tentang keturunan Typhon dan Echidna. “Menurutnya, anak pertama mereka adalah Orthrus, monster anjing berkepala dua,” tambah Mitchell.
Orthrus diikuti oleh Cerberus yang terkenal, anjing berkepala tiga yang menjaga pintu masuk Hades. Anak ketika pasangan itu tidak kalah mengerikannya. Pasangan itu melahirkan Lernaean Hydra, ular berkepala banyak yang menumbuhkan kembali dua kepala untuk setiap ular yang hilang.
Akhirnya, Hesiod memberi mereka Chimera, monster separuh singa, separuh kambing, separuh ular yang bisa menyemburkan api.
Penulis selanjutnya terus menambahkan monster-monster aneh dalam pohon keluarga Typhon dan Echidna.
Pada abad ke-6 Sebelum Masehi, Acusilaus menambahkan Elang Kaukasia. Elang inilah yang memakan hati Prometheus setiap hari. Pherecydes menambahkan Ladon, seekor naga, dalam deretan anak-anak Typhon dan Echinda. Penyair Lasus dari Hermione bahkan menambahkan Sphinx.
Secara keseluruhan, keturunan Typhon dan Echidna muncul dalam banyak kisah di mitologi Yunani. Keduanya bertanggung jawab untuk menghasilkan sebagian besar monster yang harus dilawan oleh pahlawan Yunani seperti Hercules, Jason, dan Odysseus.
Typhon dan Echidna adalah dua karakter kecil yang menarik dari mitologi Yunani. Typhon bertindak sebagai ujian terakhir bagi Zeus sebelum dia benar-benar dapat dinyatakan sebagai raja para dewa.
Salah satu hal yang membuat dewa-dewa mitologi Yunani menarik adalah kemanusiaan dan kesalahan mereka. Kisah perseteruan antara Typhon dan Zeus menunjukkan hal itu. Zeus mampu bertahan hidup dengan susah payah dengan bantuan keluarganya.
Echidna, sebaliknya, adalah karakter yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Typhon. Namun, pengaruhnya terhadap budaya pop modern sulit dibantah. Siapa pun yang pernah menonton film fantasi, membaca buku fantasi, atau bermain gim mungkin pernah bertemu dengan keturunan Echidna.
Salah satu hal yang paling mengesankan tentang mitologi Yunani adalah tidak ada sesuatu pun yang berdiri sendiri. Semuanya saling berhubungan; setiap karakter dan monster memiliki cerita asal. Hal ini terbukti dari kasus Echidna dan Typhon. Mereka memang menyeramkan. Namun tanpa kehadiran pasangan monster itu, sebagian besar pahlawan Yunani tidak akan punya apa-apa untuk dilawan.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR