Ada juga yang menggambarkan Echidna digambarkan sebagai putri Oceanid Styx (dewi sungai Styx). Dia juga digambarkan sebagai putri Tartarus dan Gaia, seperti Typhon.
Berbeda dengan pasangannya, asal-usul Echidna tidak terlalu penting. Dibandingkan dengan pasangannya yang lebih kuat, dia hanyalah monster biasa dalam mitologi Yunani.
Typhon dan Echidna: bukti bahwa cinta itu buta dalam mitologi Yunani
Rupanya, dalam kasus Echidna dan Typhon, kecantikan itu relatif. Hesiod menggambarkan Typhon bersatu dalam cinta dengan Echidna. Tidak ada versi mengenai bagaimana kehidupan keduanya sebagai pasangan. Kisah-kisah dalam mitologi Yunani langsung menceritakan bahwa mereka menghasilkan monster-monster yang mengerikan.
Anak-anak Typhon dan Echidna turut memeriahkan kisah-kisah kepahlawanan dalam mitologi Yunani.
Keturunan mereka termasuk dalam mitos paling umum yang memicu mimpi buruk anak-anak. Seiring berjalannya waktu, penulis Yunani terus menghubungkan semakin banyak monster dengan pasangan Typhon dan Echidna.
Theogony karya Hesiod menjadi dasar representasi sebagian besar penulis Yunani tentang keturunan Typhon dan Echidna. “Menurutnya, anak pertama mereka adalah Orthrus, monster anjing berkepala dua,” tambah Mitchell.
Orthrus diikuti oleh Cerberus yang terkenal, anjing berkepala tiga yang menjaga pintu masuk Hades. Anak ketika pasangan itu tidak kalah mengerikannya. Pasangan itu melahirkan Lernaean Hydra, ular berkepala banyak yang menumbuhkan kembali dua kepala untuk setiap ular yang hilang.
Akhirnya, Hesiod memberi mereka Chimera, monster separuh singa, separuh kambing, separuh ular yang bisa menyemburkan api.
Penulis selanjutnya terus menambahkan monster-monster aneh dalam pohon keluarga Typhon dan Echidna.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR